Peranan Radio 104.3 DBS FM, Sebagai Radio Komunitas Santri


Oleh ; Nasrulloh el- Aroel Ghazalba, S. Sos.I*

Dalam catatan sejarah pesantren “Salafiyah Syafi’iyah” Sukorejo Situbondo, Fakultas Dakwah merupakan Fakultas paling termuda di lingkungan Institut Agama Islam Ibrahimy, yang berdiri pada tanggal 31 Juli 1989 dengan dua konsentrasi jurusan yakni Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI). Sebagai Fakultas penggembleng misionaris-misionaris muslim, Fakultas Dakwah melengkapi keilmuan dan keahlian dengan berbagai ragam media. salah satunya adalah radio.

Radio Dakwah Buana Suara 104.3 FM merupakan radio praktikum mahasiswa dan sekaligus media informasi kepada santri khususnya dan masyarakat pada umumnya. Radio ini berperan memberikan kontrol, menghibur dan mendidik masyarakat tentang islam melalui media, sebagaimana fungsi media pada umumnya. Dakwah atau pendidikan lewat Radio, sangat efektif sekali. Sebagai contoh mungkin kalau seorang ustadz membahas kitab di asrama, maka akan didengar hanya oleh anak kamar tersebut. Tapi kalau melalui radio, maka sejauh radius radio itu memancar, jika mereka ingin maka akan mengikuti.

Kehadiran Radio DBS 104,3 FM selama ini telah memberikan peluang para mahasiswa dakwah untuk mengembangkan bakat kepenyiarannya. Mereka yang aktif di radio kecil ini, memberikan kontribusi besar bagi radio-radio besar ketika mereka keluar nantinya. Terbukti sebut saja Zaini Zen yang sekarang menjadi wartawan Radio Bhasa FM; Musthafa Umar, S.Ag. mantan penyiar sekaligus progremer radio 93.1 Bhasa FM yang sekarang menjadi General Manager Radio Suara Besuki Indah 90.3 FM Besuki, Sajidi, S.Sos.I (Ardi Hidayat) penyiar sekaligus Progremer di Radio Bhasa FM dan juga Abd. Rasyid Ridho a-chief Inges, S. Sos.I penyiar di Radio Mandalika Lombok. Mereka semuanya pernah berkiprah di Radio DBS 104.3 FM. Ini membuktikan bahwa peranan Radio DBS FM sangatlah krusial bagi Fakultas Dakwah untuk menciptakan kader-kader penyiar muslim. Dan belum lagi mereka-mereka yang terjun kedunia media cetak.

Sebagai Radio Komunitas santri, disamping sebagai Radio Praktikum mahasiswa Fakultas Dakwah, Radio Dakwah Buana Suara (DBS) FM dirasa oleh penulis belum berfungsi secara optimal sebagai media informasi, pendidikan, dan hiburan bagi santri PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo. Penyiar hanya mengandalkan atensi dan musik yang ada. Seharusnya selain memberikan hiburan musik, informasi radio ini juga penting. Paling tidak berita seputar Sukorejo dan seputarnya, yang nantinya menimbulkan interaksi yang dialektis dengan para pendengar (santri, mahasiswa dan masyarakat). Dari interaksi tersebut, nantinya ada catatan reflektif yang harus dibenahi dan menuntut DBS terus meningkatkan profesionalitas kerja. Radio DBS sepatutnya mengoptimalkan fungsinya dan seharusnya progremer lebih eksis lagi mengeluarkan program-program unggulan yang layak didengarkan oleh santri, mahasiswa dan masyarakat.
Bagi pesantren pun radio yang mempunyai kanal 104.3 Mhz ini sangat banyak fungsinya. Meski tidak seluruh aktifitas santri tersiarkan sebagian aktifitas mushala ibrahimy bisa disiarkan. Misalkan adzan, shalat berjamaah, pengajian dan bahtsul Masailpun juga bisa mengudara. Hal ini memberikan keuntungan bagi masyarakat untuk mengetahuai informasi kegiatan di pondok pesantren.

Dalam beberapa tahun ini pesantren tidak tinggal diam, Mereka juga menyumbang finansial material untuk meningkatkan mutu DBS. Tapi menurut penulis, selama ini ada beberapa lokasi yang seharusnya kegiatan yang ada wajib diudarakan. Aula Pondok Pesantren. Karena lokasi ini selama ini digunakan pengasuh untuk memberikan intruksi (mauidhah khasanah) dalam rapat pengurus pesantren, tempat acara besar pesantren dilaksanakan. Selain Aula barangkali Masjid Jami’ Ibrahimy yang mana lokasi ini selain digunakan untuk shalat jum’at juga digunakan untuk kegiatan Jum’at Manis Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah. Untuk mewujudkan itu barangkali pihak DBS seharusnya lebih erat menjalin hubungan dengan pihak pesantren, utamanya dalam menyiapkan sarana dan prasarana di kedua tempat tersebut. Kerjasama dua pihak ini nantinya juga akan mendukung kekurangan-kekurangan yang ada. Sebagai pertanyaan besar siapa yang akan merawat 104.3 DBS FM selain penangung jawab dan juga pengurus pesantren?.

Sesungguhnya, kemenangan radio 104.3 DBS FM ada di karakter penyiar dan juga informasi (program) yang ada. Dan yang lebih penting kerjasama yang baik antara penanggung jawab DBS dan pengurus pesantren wajib dan harus ditingkatkan untuk melengkapi sarana dan prasarananya.

Artikel Terkait:

 

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah