Andai Aku Jadi Raja


Oleh: Ustadz Zaenal Arifin

Dahulu ada sebuah kerajaan yang sangat aman. Rakyatnya makmur dan sentosa. Raja ini selalu memperhatikan dan mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Sang Raja selalu berkeliling negeri untuk melihat langsung kondisi rakyatnya.

Suatu hari Sang Raja mendengar rintihan seorang pemuda yang kelaparan. Si Ibu dengan suara lemah mengatakan kepada anaknya bahwa dia sudah tidak memiliki lagi persediaan makanan. Raja terkejut di negerinya ada rakyatnya yang kelaparan.

Sang Raja berfikir sebentar. Kemudian dia membuat sebuah kesempatan untuk sang pemuda tadi. Dia memerintahkan prajuritnya. untuk secara diam-diam membawa sang pemuda itu ke istana ketika dia sedang tidur, malam itu juga.

Ketika pemuda itu tidur, secara diam-diam beberapa prajurit membawa pemuda tanpa sepengatahuan siapa pun termasuk pemuda itu sendiri.

Raja ingin memberikan jabatannya sebagai Raja selama sehari untuk si pemuda tersebut. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan si pemuda.

Pagi harinya ketika terbangun dari tidurnya si pemuda tadi heran, dimanakah dia berada? Segera beberapa pembantu istana menjelaskan bahwa dia saat ini di istana kerajaan dan diangkat menjadi Raja.

Para Pembantu istana sibuk melayaninya.Sementara itu di tempat terpisah si ibu kebingungan dan cemas karena dia mendapati anaknya hilang dari rumahnya. Dicarinya kemana-mana tapi sang anak pujaan hati tetap tak ditemukannya. Siang harinya sambil menangis dan bercucuran air mata si ibu pergi ke istana Raja untuk meminta bantuan mencari anaknya ke pelosok negeri. Di gerbang istana si ibu tertahan oleh para penjaga istana dan tidak diijinkan untuk bertemu dengan Raja.

Namun demikian, seorang penjaga itu masuk dan memberi tahu kepada Sang Raja baru (Pemuda anak ibu tersebut) bahwa di luar istana ada seorang ibu tua lusuh dan kelaparan yang sedang mencari anaknya yang hilang. Sang Raja kemudian memerintahkan untuk mensedekahkan satu karung beras kepada ibu tua miskin tersebut.

Malam harinya Sang Raja baru itu tidur kembali di kamarnya yang megah dan mewah.Tengah malam, Sang Raja yang asli dengan para pembantunya secara diam-diam kembali memindahkan pemuda yang sedang tidur lelap itu kembali ke rumah ibunya.

Esok pagi si ibu sangat gembira karena telah menemukan kembali anaknya yang hilang kemarin. Sebaliknya si pemuda heran kenapa dia ada disini kembali. Si ibu bercerita bahwa kemarin dia mencarinya kesana-kemari hingga pergi ke istana untuk minta bantuan, dan pulangnya dia diberi oleh Raja sekarung beras. Si Anak segera menyadari bahwa dialah kemarin yang memberi sekarung beras itu.

Kemudian bergegas dia pergi ke istana dan menghadap Raja, dengan lugu dia minta diangkat kembali menjadi raja. Walau cuma sehari .Sang Raja segera menolak dengan mengatakan bahwa waktu/kesempatannya menjadi raja sudah habis.

Si Pemuda tetap memohon,sambil menghiba-hiba Pemuda itu minta hanya sejam saja bahkan beberapa menit saja, tetapi Sang Raja tetap menolak

Sang Pemuda pulang dengan hati penuh penyesalan. Kenapa dia sangat kikir ketika jadi Raja sehari itu, seandainya dia dermawan maka tidak hanya sekarung beras yang dia kirim tetapi mungkin berton-ton beras yang dia kirim.


Tahukah Anda ? Itulah analogi kehidupan kita sekarang. Kelak di akhirat ada orang-orang menyesal .Mereka tidak pernah atau tidak serius beramal untuk akhirat mereka. Mereka tidak mengirim beras ( pahala ) yang banyak untuk kampung akhirat mereka.

Mereka menghiba-hiba kepada Allah swt agar di hidupkan kembali ( dikembalikan ke dunia sekali lagi): “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia agar kami bisa berbuat kebajikan yang amat banyak), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. “ ( QS Al-Mukminun:107-108)

Ketika kita beramal, Sesungguhnya amal itu untuk diri kita sendiri !

(Ketua GP Ansor Brebes Jateng, Alumni Fak. Tarbiyah IAII)

Artikel Terkait:

 

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah