Mari Hargai Waktu


Allah SWT menjadikan matahari bersinar, bulan bercahaya, dan ditetapkan-Nya tempat-tempat bagi perjalanan bulan, tiada lain agar kita mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah SWT menciptakan yang sedemikian itu bukan tanpa tujuan. Terdapat banyak hikmah di balik tanda-tanda kekuasan-Nya itu. Di antaranya agar kita menghargai waktu. Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin.

”Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan.” (QS Al-Baqarah: 148). Kata ‘berlomba-lombalah’ pada ayat di atas mengandung arti agar kita menggunakan waktu seoptimal mungkin. Semakin optimal menggunakan waktu, semakin banyak pula kebaikan yang kita perbuat. Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: ”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali-Imran: 133). Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan, bersegera menuju ampunan Tuhan berarti bersegera melakukan perbuatan yang dapat menutup dosa, yaitu mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap Muslim menghargai waktu, utamanya waktu ’sekarang’, karena waktu yang selalu tersedia bagi kesempatan itu ialah ’sekarang’. ‘Sekarang’ adalah kesempatan yang terbaik. ”Apabila engkau berada pada petang hari, janganlah mengulur-ulur urusanmu sampai besok, dan apabila engkau berada di pagi hari, jangan menunda urusanmu sampai petang. Ambillah kesempatan waktu sehatmu sebelum datang sakit, dan kesempatan hidupmu sebelum matimu.” (HR Bukhari). Dari sabda Rasulullah SAW di atas, kita dapat memahami bahwa mengulur-ulur waktu, menunda pekerjaan, dan menyia-nyiakan kesempatan sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam. Kebiasaan mengulur waktu dan menunda kerja yang dilarang Rasulullah SAW itu jika diteruskan akan membuat umat Islam tertinggal dan lemah.

Muhammad Iqbal, seorang pujangga Muslim dari Pakistan, juga sering mengungkapkan dalam puisi-puisinya agar umat Islam bangkit dan menjauhi sikap bermalas-malasan dan tidak menghargai waktu. Karena barang siapa yang berleha-leha dan bermalas-malasan, maka dia akan ‘tergilas’. Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW mengumpamakan waktu seperti sebilah pedang. Pedang merupakan sesuatu yang berguna sekaligus berbahaya. Apabila kita tidak bisa menggunakannya, maka dia yang akan memotong kita. Sejenak saja kita terlena dengan membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa sesuatu yang berarti di dalamnya, berarti kita tidak menghargai umur yang dikaruniakan oleh Allah SWT.

Sering kali kita tidak menghargai waktu dalam kehidupan kita, kita membuang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, bermalas-malasan, menunda pekerjaan dan menghabiskan waktu untuk aktivitas yang tidak memberi nilai tambah. Kalau hal seperti itu masih sering kita lakukan jelas ini tidak mendukung keinginan dan minat kita untuk sukses dalam berbisnis apapun. Mengapa banyak orang tidak menghargai waktu? Besar kemungkinan karena mereka tidak memberikan nilai atas waktu yang dimilikinya, padahal kita sering mendengar ungkapan Time is Money.

Waktu adalah investasi yang sangat mahal, akankah kita menyia-nyiakan investasi yang mahal tersebut atau kita menggunakannya secara maksimal..? Jika kita pandai mengatur waktu banyak hal yang dapat kita lakukan, kita bisa bercengkerama bersama keluarga sedangkan bisnis tetap berjalan lancar, disamping itu juga ide-ide kreatif juga akan muncul dengan cepat karena kita terbiasa bekerja dengan efektif tanpa banyak membuang waktu. Mari gunakan moment tahun baru islam ini dengan menghargai waktu.

Artikel Terkait:

 

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah