Panduan kurikulum untuk madrasah diniyah, sangat dibutuhkan para alumni Sukorejo yang mengelola beberapa lembaga pendidikan. Kurikulum tersebut dibutuhkan agar ada kesamaan kurikulum antarlembaga pendidikan yang dikelola alumni. Para alumni juga membutuhkan buku ke-NU-an yang memuat sejarah KHR. As’ad Syamsul Arifin. Panduan buku ke-NU-an yang disusun Pondok Pesantren Sukorejo tersebut dimaksudkan agar para siswa yang bersekolah di lembaga pendidikan alumni mengetahui sepak terjang perjuangan Kiai As’ad dalam perannya berdakwah di NU.
Demikian salah satu permintaan alumni dalam acara Dialog dengan Kiai Fawaid yang diselenggarakan Iksass alumni Rayon Kangean. Menanggapi permintaan tersebut, Kiai Fawaid mengatakan bahwa panduan buku kurikulum untuk madrasah diniyah sudah ada. “Nanti tinggal menghubungi Pak Munif, Kabag pendidikan cabang,” imbuhnya.
Sedangkan buku ke-NU-an yang memuat sejarah Kiai As’ad yang disusun Pondok Sukorejo belum ada. Menurut Kiai Fawaid, insyaallah nanti akan disusun, apalagi Pondok Sukorejo akan menghadapi momen seratus tahun.
Pada kata pengantar sebelum dialog, Kiai Fawaid meminta kembali kepada alumni agar menyumbangkan tulisannya tentang Pondok Pesantren Sukorejo sesuai dengan keahliaannya. Tulisan para alumni tersebut nantinya akan dibukukan untuk menghadapi momen peringatan satu abad Pesantren Sukorejo pada tahun 2014. Bahkan pada tahun itu juga terdapat momen 30 tahun NU kembali ke Khittah 1926. Kembali ke Khittah 1926 tersebut, merupakan salah satu hasil keputusan Muktamar ke-27 NU di Pondok Sukorejo. “Saya sudah meminta Ketua Umum PBNU, Said Aqil agar NU mengadakan acara momen 30 tahun kembali ke khittah di Pesantren Sukorejo,” imbuh Kiai Fawaid.
Permintaan alumni agar Pondok Sukorejo menyusun buku ke-NU-an sendiri tentang perjuangan Kiai As’ad, sesuai dengan salah satu pokok-pokok rekomendasi Mubes XIII Iksass. Peserta Mubes Iksass kemarin mengharapkan, agar Pesantren Sukorejo membuat buku yang memuat historis dan nilai-nilai perjuangan para pendiri dan pengasuh Pondok Sukorejo. Buku tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kurikulum lokal, khususnya untuk para santri yang akan memasuki jenjang pendidikan akhir.
Kiai Fawaid pada acara dialog tersebut juga meminta agar alumni selalu ingat wasiat almarhum Kiai As’ad, terutama agar aktif di lembaga pendidikan, dakwah lewat NU, dan memikirkan perekonomian umat. Kiai Fawaid juga meminta agar alumni selalu menjalin komunikasi dengan pesantren.
Kiai Fawaid juga menegaskan kembali fungsi Iksass. Menurut Kiai Fawaid Iksass berfungsi untuk mengikat santri-alumni dan sebagai corong Pondok Pesantren Sukorejo. Iksass hendaknya dijadikan pusat informasi tentang Pondok Sukorejo. Bahkan Iksass dapat sebagai posko penerimaan santri baru Pondok Pesantren Sukorejo. (syamsul a hasan)
Artikel Terkait:
Liputan Khusus
- Sukorejo Nyatakan Mufaroqoh dengan PBNU
- Menjalin Komunikasi Merupakan Kunci Sukses Alumni
- Sukorejo Akan Gelar Konser Religi
- Kiai Fawaid Minta Alumni Nulis Sejarah Pesantren
- NU Jadi Contoh Demokrasi
- BEM IAI Ibrahimy Hadiri Even BEM Nasional
- Hasil Rekomendasi Mubes VIII Iksass (1)
- • Menengok Program Center of Excellence IAII (Bag. II)
- • Menengok Program Center of Excellence IAII (Bag. I)
- Menengok Sekolah Deklamasi Iksass
- Cerita dari Negeri Matahari Terbenam (II)
- Cerita dari Negeri Matahari Terbenam (1)
- Kenangan Gus Dur di Sukorejo
- Impian Sebuah Museum Pesantren
- Wabup Situbondo Resmikan Apotik Santri Farma