Menurut Kabag Humas Pondok Pesantren Sukorejo, Drs. Hasan Fawzy Alco, M.PdI, kegiatan Pengembangan Sumberdaya Pesantren dan Konser Relegi tersebut, dikemas dalam empat bentuk kegiatan. Pertama, worshop penulisan kreatif santri. Kegiatan yang dilaksanakan Senin pagi, tgl 26 Juli ini untuk menggali dan mengembangkan potensi kreatif santri dalam bidang tulis-menulis. Para santri akan dibekali tentang teknik penulisan sastra kreatif, cara membuat novel, dan teknik menulis karya ilmiah popular. Narasumber worshop tersebut adalah Garin Nugroho, salah seorang sutradara kenamaan dari Jakarta, tim dari penerbit Matapena Yogyakarta, dan tim dari penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Acara kedua, Pentas Seni Santri. Acara yang akan dilaksanakan malam Selasa, 26 Juli merupakan final lomba kesenian yang diselenggarakan panitia imtihan. Sedangkan yang menjadi juri pentas seni ini, Dr. Al-Zastrouw Ngatawi (ketua Lesbumi dan pemimpin Ki Ageng Ganjur dari Jakarta), Garin Nugroho, dan beberapa artis Lesbumi.
Peserta Pentas Seni Santri ini adalah group kesenian yang berada dibawah naungan Iksass. Mereka akan menampilkan deklamasi puisi, teaterikal puisi, syiiran, dan drama. Para pemenang dalam pentas seni ini akan ditampilkan ketika konser religi.
Acara ketiga, Dialog Kebangsaan dan Kebudayaan. Narasumber dialog tgl 27 Juli ini adalah Dr. Al-Zastrouw Ngatawi , Garin Nugroho, Evi Tamala, Ratna Listy (artis dan presenter RCTI), Widi (vokalis Hello Band), dan beberapa artis Lesbumi lainnya.
Acara ketiga, merupakan acara puncak yaitu konser religi. Acara ini akan ditempatkan di lapangan Rong Laok dan akan dihadiri masyarakat umum. Konser religi ini akan menampilkan Group Seni Ki Ageng Ganjur, Al-Badar, dan juara kreasi seni santri. Masyarakat akan dihibur oleh para artis Lesbumi. Mereka juga akan diberi taushiah agama oleh KH. Nuril Huda dari Jawa Tengah.
Menurut Fauzi Alco, kegiatan Pengembangan Sumberdaya Pesantren dan Konser Relegi ini bertujuan untuk menggali dan mengembangkan potensi kreatif para santri serta membekali para santri dengan berbagai ketrampilan alternative dalam dunia tulis menulis ilmiah popular dan seni sastra-fiksi kreatif, Menggali dan mengembangkan potensi kesenian yang ada dipesantren dan masyarakat.
Di samping itu untuk menjadikan pesantren sebagai pusat pengembangan seni dann budaya yang lebih estetik namun tetap memiliki nilai dan moral religius dan meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan santri dan kiai untuk menghindari berkembangnya pemahaman agama yang kering, kaku dan eksklusif. (syamsul a hasan)
Artikel Terkait:
Liputan Khusus
- Sukorejo Nyatakan Mufaroqoh dengan PBNU
- Menjalin Komunikasi Merupakan Kunci Sukses Alumni
- Dibutuhkan Buku Kurikulum tentang Sejarah Kiai As’ad
- Kiai Fawaid Minta Alumni Nulis Sejarah Pesantren
- NU Jadi Contoh Demokrasi
- BEM IAI Ibrahimy Hadiri Even BEM Nasional
- Hasil Rekomendasi Mubes VIII Iksass (1)
- • Menengok Program Center of Excellence IAII (Bag. II)
- • Menengok Program Center of Excellence IAII (Bag. I)
- Menengok Sekolah Deklamasi Iksass
- Cerita dari Negeri Matahari Terbenam (II)
- Cerita dari Negeri Matahari Terbenam (1)
- Kenangan Gus Dur di Sukorejo
- Impian Sebuah Museum Pesantren
- Wabup Situbondo Resmikan Apotik Santri Farma