Umat Islam merasa kehilangan kiai besar. Seorang kiai yang telah melaksanakan pengembangan pesantren dan masyarakat, yaitu Kiai Fawaid. Kiai Fawaid memang profil kiai yang ikut berpolitik tapi tidak menikmati politik. Beliau tidak menikmati jabatan. Karena politik sebagai alat untuk menyejahterakan masyarakat. Politik akan baik jika dipegang orang yang mulia, seperti Kiai Fawaid.
Demikian ceramah KH. Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum PBNU, malam Rabu, pada acara Tahlilan Kiai Fawaid. Menurut Kiai Hasyim, ketika Kiai Fawaid dan Kiai Hasyim bertemu, mereka sering diskusi masalah-masalah besar kenegaraan dan keummatan. Kiai Fawaid kerap menanyakan problematika aktual kenegaraan, sebaliknya, Kiai Hasyim menanyakan problematika masyarakat. “Nah, disinilah titik temunya diskusi kami,” ujar Kiai Hasyim.
Menurut Kiai Hasyim, pondok pesantren mempunyai perbedaan dengan lembaga pendidikan lainnya. Kalau lembaga pendidikan diluar, hanya mengajarkan keilmuan. Tapi kalau pondok pesantren mengajarkan ilmu kehidupan. Pondok pesantren mengasah otak dan menjernihkan hati. “inilah ruh ilmu,” imbuhnya.
Di samping itu, pondok pesantren mengajarkan pertanggungjawaban ilmu. Pertanggungjawaban ilmu juga terletak pada hidayah Allah. Karena itu kunci mencari ilmu adalah ridho Allah, ridho orang tua, dan ridho para guru. Kiai Hasyim juga menambahkan, bahwa para ulama tidak pernah merasa paling bisa. Ini berbeda dengan para cendikian yang kerap merasa paling dan serba bisa. Karena ulama menyadari pertanggungjawaban ilmu dan di dadanya terdapat ilmu kehidupan.
Menurut Pengasuh Pondok Al-Hikam Malang tersebut, setiap ulama mempunyai amalan tersendiri untuk mencapai kedalaman ilmu kehidupan dan pertanggungjawaban ilmu. Menurut pengamatan Kiai Hasyim, salah satu amalan Kiai Fawaid dalam mencapai hal itu, dengan amalan membaca Al-Qur’an. “Di sela-sela bertemu dengan saya, Kiai Fawaid selalu membaca al-Qur’an,” tambahnya.
Karakteristik orang yang memperoleh ilmu kehidupan dan pertanggungjawaban ilmu adalah pinter dan bener. Untuk mencapai pinter dan bener dengan cara memperbanyak berpikir dan berdzikir.
Pada kesempatan itu, Kiai Hasyim juga berdoa bersama jam’iyah tahlil, semoga keluarga dan dzurriyat mampu melanjutkan perjuangan Kiai Fawaid. Kiai Hasyim pun berjanji siap membantu Pondok Sukorejo.
Pada tahlil tadi malam terasa berbeda. Sebab pada malam sebelumnya, sebelum tahlil terdapat mauidhah hasanah. Namun tadi malam, tahlil dulu baru mauidhah hasanah. Karena masih menunggu kedatangan Kiai Hasyim. Acara tersebut ditutup dengan doa oleh KH. Miftahul Akhyar, Rais PWNU Jatim. (sah)
Artikel Terkait:
Pesantren Kita
- Sukorejo - Ash-Shofwah Siapkan Kader Aswaja
- Bahtsul Masa’il, Bahas Polemik Antarsekte
- Bidang Pendidikan Gelar Festival Lomba Sains
- Seluruh Santri Ngaji Bab ‘Adab Al Jum’ah
- Sanggar Cermin Buka Sekolah Deklamasi III
- PP IKSASS Bentuk Kajian Aswaja Intensif
- Pesantren Selenggarakan Sarasehan Nasional
- Rayon IKSASS Ra’as Gelar Debat Ilmiah
- Siswa Kelas Akhir Rutin Gelar Istighatsah
- Gus Ipul: “Kiai Fawaid Kiai Istiqamah”
- Alumni Harus Tetap Menjaga Hubungan Ruhaniyah
- Isyarah Kepemimpinan Memang Ke Kiai Azaim
- Ribuan Masyarakat Dukung Kelestarian Pesantren
- Ribuan Jam’iyah Tahlil Dukung Cita-Cita Kiai Fawaid
- Wali Santri Jangan Resah
- Komik Kiai As’ad Juara Nasional
- Fiqh Perlu Diperbaharui
- P3M Dorong Dosen Lakukan Riset
- Cucu Syekh Abd Qadir Al Jaylani Jadi Dosen Ma’had Aly
- Sanggar Seni Cermin Siap Sambut Hari Pahlawan
- KBIH Ibrahimy Lepas Calon Jama’ah Haji
- Pengasuh Hadiri Langsung Penutupan OP2
- Syari’ah Audensi, Dakwah Siap Intifada
- ESA Sambut Tamu Belgia