Isyarah estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah dari KHR. Ach. Fawaid As’ad ke tangan KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy sudah ada sejak dulu. Nyai Hajjah Makkiyah As’ad memaparkan hal itu di hadapan ribuan alumni Salafiyah Syafi’iyah di Mushalla Ibrahimy.
Menurut Nyai Makki, sekitar tahun 1980-an, Nyai Zainiyah As’ad sering bercanda, setelah Kiai Fawaid, yang meneruskan Pondok Sukorejo nanti adalah Ra Zaim. “Candaan Nyai Zai tersebut sekarang menjadi kenyataan,” imbuh Nyai Makki.
Nyai Makki juga menceritakan, bahwa kakaknya, Nyai Zai juga berwasiat agar Ra Zaim dikawinkan dengan Ning Sari. Nyai Makki juga menambahkan, kisah Kiai As’ad mirip dengan Kiai Fawaid. Kiai As’ad sebelum meninggal, menitipkan istrinya, Nyai Ummi Khairiyah kepada Kiai Fawaid. Kiai Fawaid sebelum meninggal juga menitipkan istrinya, kepada keluarga. Bahkan, menurut Nyai Makki, ketika memandikan Kiai As’ad, Kiai Fawaid menangis dan menitipkan istrinya kepada Nyai Makki.
Menurut Nyai Makki, Kiai Fawaid juga sering dawuh, agar Ra Zaim dikawinkan dengan Ning Sari. Sebelum Nyai Makki melaksanakan ibadah umrah, Kiai Fawaid menitipkan pesan agar disampaikan kepada Habib Ahmad bin Muhammad Al-Maliki, guru Ra Zaim. “Ketika di Makkah, saya mendengar suara agar menunggu untuk menyampaikan pesan itu sampai bulan purnama, tanggal lima belas,” tutur Nyai Makki.
Ternyata, tanggal 16 Rabiul Tsani, Kiai Fawaid meninggal dunia. Setelah itu, Nyai Makki menyampaikan pesan Kiai Fawaid kepada Habib Ahmad bin Muhammad Al-Maliki. Habib Ahmad berjanji akan mengantarkan sendiri Ra Zaim ke Sukorejo. “Bahkan beliau menginginkan masakan khas Indonesia,” imbuh Nyai Makki. (sah)