Catatan dari Kunjungan Cucu Syekh Abd Qadir Al Jaylani

Halaqah ilmiah dengan Sayyid Fadlil Al-Jaylany dengan tema " Al-Tashawwuf Wamakanuhu Fil Qur'an Was-Sunnah " di perpustakaan Ma'had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo.
Beliau adalah dzurriyah Syekh Abdul Qadir al-Jaylani yang ke-23 sekaligus sebagai muhaqqiq tafsir al-Jaylani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani dan mursyid thariqoh Qodiriyah di turki.

Beliau bersedia untuk dicantumkan sebagai salah seorang guru besar Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, sebagai respon atas sambutan Pengasuh Pp Salafiyah Syafi'iyah Sukorfejo yang disampaikan oleh wakil pengasuh bidang imiyah KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag
‎Dalam waktu 30 tahun lebih beliau mengadakan penelitian dan pelacakan data tentang karya-karya kakeknya Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani Al-Hasany di 100 perpustakaan di Eropa. Dalam pelacakannya beliau telah menemukan data muallafat ( karya tulis) kakeknya yang jumlahnya mencapai 100 judul kitab yang masih berupa makhthuthath (munskrip). Akan tetapi yang lengkap baru 4 judul kitab yang di antaranya adalah tafsir Al-Jaylani yang sebentar lagi akan segera terbit dan akan menghiasai perpustakaan dunia, sehingga masyarakat akan lebih mengenal siapa sebenarnya Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani tersebut.
Menurut beliau, tafsir ini memiliki manhaj sendiri yang tidak dimiliki oleh beberapa mufassir yang ada, seperti setiap Surat Al-Qur'an beliau menafsirkan basmalah dengan penafsiran yang munasabah dengan Suratnya. Dengan demikian beliau telah menafsirkan basmalah dengan tafsir yang berbeda sebanyak 114 tafsir.
‎Haqiqat tashawwuf secara teori adalah segala yang disampaikan oleh Al-Qur'an dan Al-Sunnah, secara praktis adalah uswah hasanah Raosulullah saw bersama para sahabat beliau.
Tashawuf datangnya dari Allah, disampaikan ke Jibril dan Jibril menyampaikan kepada Nabi Muhammad saw.
Perbandingan dengan bidang lain, tashawuf berada pada posisi al-tazyn keindahan dan seni dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pekerjaan yang pokok (wajib ) dilaksanakan dengan baik yang dilarang dijauhi secara sunguh-sunguh dan selanjutnya diperindah dengan berbagai amal baik yang menghiasi kewajiban dan dan larangan pokok tersebut.
Secara praktis tashawuf dapat dilaksanakan sesuai profesi seseorang. Tashawuf jangan diartikan sempit hanya pada satu model atau bentuk saja, akan tetapi tashawuf bisa tampil secara elegan dan variatif yang tujuannya satu; dekat kepada Allah dan Rasululloh saw.
‎Mengenal sosok Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani.
Di saat beliau belum masuk Baghdad, secara umum para ulama yg ada di sana cenderung konflik bahkan sering terjadi takfir ( mengkafirkan) antara satu dengan yang lain.
Setelah beliau masuk walaupun dalam usia yang lebih muda dari para ulama waktu itu, beliau tampil dengan menjelaskan duduk persoalan masing-masing, dan ketika itu secara pelan-pelan ulama bersatu dan kompak di bawah kepemimpinan Syekh Abdul Qaadir Al-Jaylani. Inilah salah satu sebab mengapa belaiau dikatakan sulthanul ulama dan sulthanul auliya', penghulu para ulama dan para wali.
Tidak hanya itu, madrasah atau pondok pesantren yang beliau rintis sangat open untuk siapa saja, termasuk mereka yang nonmuslim. Ada orang Majusi, Nasrani, Yahudi dan lain-lain yang selalu mengikuti wejangan beliau. Dengan kepiawaian dan kesempurnaan akhlaq beliau, mereka tertarik masuk Islam setelah melihat wajah Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin yang sebenarnya.
Berangkat dari sinilah beliau masuk kalangan mujaddid (reformis) di bidang ilmu tashawuf khusunya dan bidang yang lainnnya.
D. Sosok Syekh Abdul Qaadir Al-Jaylani akan bisa dilihat secara jelas setelah karya-karya tulis beliau diterbitkan dalam waktu dekat.

Pandangan Soal Politik
Sayyid Fadhil berpendapat bahwa Islam inheren dengan politik dan ini dapat dilihat dari bukti sejarah zaman Rasulullah saw. dan beberap dasar dari Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Politik Islam adalah politik yang ruhnya memperjuangkan moral dan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai tuntunan Rasulullah saw. Akan tetapi politik saat ini jadi carut marut karena kehilangan ruhnya yang sebenarnya.
Politik yang bermoral pasti akan memberi maslahat kepada ummat dan akan menjadi ibadah bagi yang melaksanakannya, di sini juga masuk inti dalam pengamalan tashawuf lewat politik.
Muhadoroh ini dapat sambutan hangat dari para kiai dan santri peserta kuliah. Berbagai macam persoalan yang ditanyakan oleh mereka yang jumlah penanya mencapai 20 orang, rata-rata disampaikan dengan bahasa Arab dan Inggris.
Di antara persoalan yang disampaiakn adalah tentang pilihan ideal dalam cara pengamalan tashawuf.
Beliau mengakhiri muhadlrohnya dengan tiga natijah :
1. Beresedia datang kembali dan teramat senang berdiskusi dengan para kia dan santri Ma’had Aly.
2. Mengijazahkan beberapa karya tulis Syekh Abdul Qodir Al-Jaylani.
3. Membacakan doa khusus kejayaan pesantren khususnya dan ummat Islam pada umumnya. (muhyiddin khotib, katib Ma’had Aly)

Artikel Terkait:

 

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah