Safari Ramadhan Dikira Gerakan Teroris

Ternyata tidak setiap niat baik disambut baik pula. Setidaknya pengalaman itu dialami oleh Panitia Safari Ramadhan IKSASS Rayon Bali saat melakukan berbagai persiapan mengisi kegiatan Ramadhan. Alih-alih, masyarakat Bali yang mayoritas tidak seagama mengira kegiatan anak-anak IKSASS sebagai kegiatan teroris. Itu bisa dimaklumi mengingat Bali pernah diguncang bom I dan II yang dilakukan oleh teroris beragama Islam.

Setelah menyampaikan laporan kegiatan Ramadhan ke Iksass Pusat beberapa waktu lalu, senin malam kemarin seluruh ketua rayon dan ketua panitia kegiatan Ramadhan se-Nusantara melaporkan kegiatan Ramadhan kepada Pengasuh Pesantren.

Laporan pertanggungjawaban yang bertempat di pendopo pengasuh itu juga dihadiri oleh beberapa pengurus pesantren, diantaranya, sekertaris pesantren, wakil sekertaris dan kabid kepesantrenan dan kamtib. Hadir juga Ketua Umum Iksass Pusat Alumni.

Secara bergiliran, para ketua rayon melaporkan hasil kegiatannya selama bulan Ramadhan kemarin, baik kegiatan-kegiatan yang terealisasi maupan kegiatan yang tidak terealisasi. Di samping itu juga, para ketua Rayon diminta melaporkan sejauh mana partisipasi masyarakat dan alumni selama mengadakan kegiatan.

Secara umum, dari LPJ tersebut, kegiatan Iksass pada bulan suci Ramdhan bisa dikatakan sukses, bahkan di sebagian daerah respon dan partisipasi alumni dan masyarakat bisa diacungi jempol, meski ada beberapa daerah yang mengalami kendala maupun masalah selama melaksanakan kegiatan. Seperti Rayon Iksass Sampang yang mengaku tidak berani melaksanakan kegiatan karena banyaknya tekanan-tekanan dari berbagai pihak. Begitu juga dengan Iksass Bali yang harus super hati-hati. Karena menurutnya, kegiatannya selalu diawasi oleh aparat dan masyarakat yang notabene beragama lain, karena disangka sebagai salah satu gerakan terorisme.

Menanggapi tentang kesuksesan dan kendala yang dihadapi para pengurus rayon, Pengasuh Pesantren, KHR. Ahmad Fawaid As’ad berpesan agar para pengurus lebih mematangkan persiapan sebelum turun langsung di tengah-tengah masyarakat, termasuk melakukan komunikasi intensif baik dengan alumni maupun masyarakat. (aaz)

Artikel Terkait:

 

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah