Padahal ketika nyantri di Pondok Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dulu, Tuan Guru Makmur, termasuk santri biasa-biasa saja. Ia hanya anggota keamanan pesantren.
Namun ketika mondok, ia selalu menjaga kebersihan. Menurutnya kebersihan adalah hal yang paling disenangi Kiai As’ad. Dia juga berpendapat, dengan menjaga kebersihan di pesantren, berarti telah membuat kiai senang. Jika kiai telah senang, maka ilmu akan mudah masuk dan akan menjadi ilmu yang bermanfaat serta barokah.
Menurut Calon Bupati Lombok Tengah yang bernomor urut 3 ini, ada tiga macam kebersihan yang perlu dijaga oleh santri. Pertama, bersih pakaian. Dengan bersih pakaian ini santri akan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Kedua, santri harus menjaga kebersihan tempat, baik tempat tidur, tempat belajar maupun tempat-tempat yang lain. Dan yang terakhir santri harus mampu menjaga kebershan makanan. Bersih makanan bukan berarti bersih dari kotoran saja, namun yang terpenting adalah makanan yang halal. Makanan yang halal inilah sebenarnya dinamakan makanan bersih. Oleh karena itu dia mengaku, selama masih nyantri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah dia selalu berusaha menjaga kebersihan.
Selain itu juga, menurut Lalu Makmur, kunci keberhasilan yang lain adalah menghormati dan menghargai kepala kamar. Dia mengungkapakan bahwa, Kepala kamar adalah Wakil Pengasuh. Dengan menghormati Kepala Kamar, berarti santri tersebut sama artinya dengan menghormati Pengasuh dan para Ustadz yang lain.
Terkaiat dengan pencalonannya sebagai Bupati, dia berjanji akan selalu memperhatikan nasib kaum santri. Dia berjanji, jika nantinya terpilih, dia akan menyebarkan santri ke seluruh daerah Lombok untuk berdakwah. Menurutnya, pemerintah harus memiliki kebijakan-kebijakan yang menguntungkan kaum santri. Demi membuktikan perhatianya terhadap santri, tak tanggung-tanggung, jika mampu mengalahkan 9 pasangan calon bupati saat pemilihan nanti, dia berjanji kepada seluruh santri yang berasal dari Pulau Seribu Masjid, Lombok. Menjelang pulangan Ramdan nanti, ia akan menggratiskan biaya pulang santri. Bahkan seluruh santri akan disambut oleh orang tuanya masing-masing di Pendopo Bupati. (Habibul Adnan)
Artikel Terkait:
figur
- Syeikh Dhofier, Sang Arsitek Keilmuan Pesantren Sukorejo
- Kisah Alumni tahun 70-an: SYAKIR DAN JAJAN SOMPIL
- Kisah Hodri, Alumni yang Menjadi Hakim
- Nyi Khoiriyah, Figur Pendidik Berkharisma
- Anita, Pelopor Perempuan Anti Nikah Sirri
- Suhaimi, Calon Pemimpin Pesantren Yang Disiplin
- Edy, Wartawan Pengagum Rhoma
- Rahmat, Pemenang Penulisan Website Nasional
- Alsod, Redaktur Radar yang Suka Sarungan
- Shofi, Pemenang SLS yang Ngebet Kuasai Kitab Kuning
- Ambar, Ngebet Jadi Bisnis Woman
- Laila, Calon Penulis Impikan Ruhul Islam
- Manda, Bintang Pelajar yang Menjunjung Nilai Kesopanan
- Ra Marzuq, Sosok Guru Disiplin Waktu
- Akhir Perjalanan Pak Fadlil, Sang Pencipta Mars IAI Ibrahimy