“Apapun profesi kalian, kalian harus berdakwah melalui profesi tersebut,” demikian nasihat KHR. Ach. Fawaid As’ad di hadapan ratusan peserta Orientasi Calon Alumni. Peserta orientasi Calon Alumni angkatan pertama tersebut merupakan para wisudawan sarjana D3, S1 dan S2 di lingkungan Perguruan Tinggi Ibrahimy.
Setelah para sarjana tersebut mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah maka ilmunya harus diamalkan di tengah-tengah masyarakat. Kata Kiai Fawaid, ibarat lampu diesel, Pondok Sukorejo merupakan mesinnya sedangkan para santri merupakan lampu-lampu yang menerangi masyarakat dari kegelapan. “Karena itu, lampu-lampu tersebut harus selalu nyambung dengan mesinnya,” imbuh Kiai Fawaid.
Menurut Kiai Fawaid, salah satu kunci sukses seorang santri adalah selalu menjalin komunikasi dan berinteraksi. Setelah santri kembali ke masyarakatnya, hendaknya mereka menjalin komunikasi dengan cara bersilaturrahim kepada guru ngajinya dulu. Di samping itu, mereka juga harus selalu berinteraksi dengan para alumni yang tergabung dalam organisasi Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (Iksass).
Yang tak kalah pentingnya, para santri yang alumni harus juga selalu nyambung dengan Pondok Sukorejo. Menurut Kiai Fawaid, paling tidak, selama setahun alumni harus mendatangi Pondok Sukorejo ketika ada acara haul almarhumain. Sebelum haul, ada kegiatan reuni alumni. Kalau masih tidak sempat juga, para alumni harus mendatangi kegiatan Iksass di daerahnya masing-masing dan ketika acara haul harus mengkhatamkan al-Qur’an dan membaca Surat Al-Ikhlas.
Menurut Kiai Fawaid, acara Orientasi Calon Alumni tersebut gagasannya ada sejak zaman Kiai As’ad. Kiai As’ad mengatakan, santri yang mau berhenti hendaknya melapor ke pengurus untuk diberi pembekalan. Namun, menurut Kiai Fawaid, acara tersebut baru bisa terlaksana saat ini dan dimulai dengan Pembekalan kepada calon wisudawan. Untuk masa mendatang, pembekalan tersebut pesertanya semua santri yang akan menjadi alumni.
Menjalin komunikasi dan selalu berinteraksi yang menjadi kunci sukses alumni tersebut penting diperhatikan oleh para alumni. Apalagi, konon salah satu pesan Kiai As’ad kepada santri yang akan berhenti mondok adalah agar ia mengamalkan ilmunya di mushalla sekitar rumahnya. Salah satu makna di balik pesan itu, santri Sukorejo agar menguasai pusat jaringan dan interaksi di sekitar rumahnya. Sebab masjid atau mushalla di pedesaan merupakan salah satu pusat komunikasi dan tempat berkumpulnya masyarakat. Masjid atau mushalla termasuk medan budaya (cultural sphere) yang mempertemukan berbagai segmen masyarakat, yang dapat menghasilkan budaya yang khas. (syamsul a hasan)