Demikian salah satu ucapan Kiai As’ad yang artinya, ”Berpikir tempatnya di otak, berdzikir tempatnya di hati, uang tempatnya di saku, dan kedudukan (kursi) tempatnya di pantat,” Kiai As’ad sangat wanti-wanti terhadap masalah kedudukan dan jabatan. Jabatan jangan terlalu kau “letakkan” dalam pikiran atau hati.
Pesan Kiai As’ad tersebut mengingatkan kita terhadap kisah Syaqiq. Konon, Khalifah Harun Al Rasyid pernah tersedu-sedu, ketika diberi nasihat Syaqiq. “Seandainya Anda nyaris mati kehausan di tengah padang pasir, lalu ada seseorang yang menawarkan seteguk air dan akan memberikan kepada Anda seharga separuh kerajaan Anda, apakah Anda mau menerima tawarannya itu?” tanya Syaqiq.
“Aku akan menerima tawaran itu,” jawab Harun.
“Kemudian andaikan pula, air yang telah Anda minum itu tidak dapat keluar dari dalam tubuh Anda dan Anda terancam binasa, lalu ada seseorang yang menawarkan bantuan: ‘Anda akan saya sembuhkan, tetapi serahkan setengah kerajaan Anda’. Apa jawaban Anda?”
“Akan aku terima tawaran itu,” jawab Harun.
“Oleh karena itu, mengapa Anda membanggakan diri dengan sebuah kerajaan yang harganya hanya seteguk air yang Anda minum dan Anda keluarkan kembali?” kata Syaqiq. (syamsul a hasan)