Kabag Kemahaiswaan dan Akademik Dikti, Dr. Abd Jalal mengatakan, pakaian itu menjadi cermin dari akhlaq seseorang. Sementara itu, Drs. Mahmudi Bajuri M. Ag selaku PR III juga mengaku, bahwa keputusan untuk menyeragamkan mahasiswa hanya untuk merapikan atribut pesantren dan menampilkan nilai-nilai ma'hadi. ''Sebenarnya bukan menyeragamkan tapi merapikan,'' tambahnya.
Sedangkan keputusan pimpinan dalam rapat itu antara lain, seluruh mahasiswa saat kuliah dianjurkan untuk memakai songkok hitam nasional, baju lengan panjang, memakai Almamater serta tidak boleh memakai pacak karena suaranya dapat mengganggu proses belajar mengajar saat ada perkuliahan. Keputusan untuk menyeragamakan mahasiswa ini penerpannya akan bertahap dan akan dimulai pada semester genap nanti. Tentang mekanisme penerapan peraturan tersebut akan diadakan rapat lanjutan oleh pimpinan fakultas maupan akademi. (Aaz)
Artikel Terkait:
Pesantren Kita
- Sukorejo - Ash-Shofwah Siapkan Kader Aswaja
- Bahtsul Masa’il, Bahas Polemik Antarsekte
- Bidang Pendidikan Gelar Festival Lomba Sains
- Seluruh Santri Ngaji Bab ‘Adab Al Jum’ah
- Sanggar Cermin Buka Sekolah Deklamasi III
- PP IKSASS Bentuk Kajian Aswaja Intensif
- Pesantren Selenggarakan Sarasehan Nasional
- Rayon IKSASS Ra’as Gelar Debat Ilmiah
- Siswa Kelas Akhir Rutin Gelar Istighatsah
- Gus Ipul: “Kiai Fawaid Kiai Istiqamah”
- Alumni Harus Tetap Menjaga Hubungan Ruhaniyah
- Isyarah Kepemimpinan Memang Ke Kiai Azaim
- Ribuan Masyarakat Dukung Kelestarian Pesantren
- Kiai Politik yang Tak Menikmati Politik
- Ribuan Jam’iyah Tahlil Dukung Cita-Cita Kiai Fawaid
- Wali Santri Jangan Resah
- Komik Kiai As’ad Juara Nasional
- Fiqh Perlu Diperbaharui
- P3M Dorong Dosen Lakukan Riset
- Cucu Syekh Abd Qadir Al Jaylani Jadi Dosen Ma’had Aly
- Sanggar Seni Cermin Siap Sambut Hari Pahlawan
- KBIH Ibrahimy Lepas Calon Jama’ah Haji
- Pengasuh Hadiri Langsung Penutupan OP2
- Syari’ah Audensi, Dakwah Siap Intifada
- ESA Sambut Tamu Belgia