Sukorejo - Ash-Shofwah Siapkan Kader Aswaja

Lahirnya sekte-sekte dan aliran baru yang banyak bermunculan di Indonesia beberapa waktu terakhir ini telah diyakini sebagai pemicu perpecahan di kalangan umat Islam. Ada tiga sekte besar yang mulai menguasai Indonesia, Gerakan Wahabi yang ditopang oleh dana besar dari Negara Arab Saudi; gerakan Islam Liberal yang diback up oleh kekuatan Amerika serta aliran Syi’ah yang banyak mendapat dukungan dari Negara Iran. Untuk menyelamatkan aqidah ummat Islam Indonesia sesuai dengan ajaran ahlussunnah waljama’ah, Hai’ah Ash-Shofwah,organisasi alumni Abuya As-sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi Almaliki Al-Hasani bekerjasama dengan PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo mengadakan kegiatan Training Of Trainer (TOT) pada 29-31 Maret 2013. Turut hadir pada acara ini sebagai nara sumber; Abina KH. M. Ihya’ Ulumuddin (Al Aminul ‘Aam Ha’ah Ash-Shofwah); KH. Mahfudz Syaubari (Ketua Qismu Daurah Hai’ah Ash-shofwah); Habib Abdur Rahman Balegha (Pengasuh PP Ihya’us Sunnah Rejoso Pasuruan); KHR. Azaim Ibrahimy (Pengasuh PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo); Syaikh Abdul Qodir Atiq Al-Baihani (Mufti Syabwa Yaman); Prof. DR.H. Habib Baharun, M. Ag (Guru besar Fakultas Dakwah IAII).; KH. Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab). Mahmudi menjelaskan,Total ada sekitar 150 peserta yang merupakan delegasi dari seluruh pondok pesantren se- Jawa dan Madura. Adapun materi yang disampaikan pada Training Of Trainer ini meliputi;perjuangan Aswaja melawan faham dholalah; Metodologi Abuya As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dalam meluruskan faham sesat; faham Aswaja demi keutuhan NKRI ; mengenal Wahabi, Syi’ah dan Islam Liberal “kita bagi para peserta menjadi tiga kelas; kelas Wahabi, kelas Syi’ah dan kelas Liberal.Mereka di minta untuk presentasi hasil kajiannya dihadapan seluruh peserta yang ada”terangnya. Diharapkan dari kegiatan ini nantinya akan lahir seorang yang memiliki wawasan yang luas mengenai faham ahlussunnah waljama’ah. Panitia akan memilih sepuluh peserta terbaik, yang akan tugaskan untuk berda’wah didaerah yang rawan disusupi oleh aliran-aliran sesat. (rud)
Selengkapnya...

Bahtsul Masa’il, Bahas Polemik Antarsekte

Pelaksanaan Bahtsul masa’il yang diselenggarakan oleh Forum Mudzakarah Ma’al Ikhwan (FMMI) sebagai rangkaian kegiatan menjelang peringatan HAUL pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo pada tahun ini cukup semarak. Kegiatan ini secara langsung dibuka oleh pengasuh ke-4, KHR. Ach. Azaim Ibrahimy. “Pengasuh memang cukup memberikan perhatian cukup besar pada acara semacam ini,” ujar Sugiyono, SHI, panitia pelaksana. Dalam sambutannya, Kiai Azaim menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada para peserta bahtsul masa’il yang telah meluangkan waktunya untuk ikut memperingati wafatnya para leluhur, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dengan cara yang mulia yakni melalui kajian di bidang keagamaan. “Peringatan atas wafatnya seorang tokoh panutan umat tidak harus dengan meratapi dan menangisi kematiannya, seperti yang dilakukan oleh kelompok Syi’ah,” tandasnya. Bertempat di mushalla Ibrahimy, setidaknya ada empat persoalan yang diketengahkan dalam forum Bahtsul Masa’il kali ini yang diantaranya; pertama, memanfaatkan situasi bencana alam untuk meraup keuntungan pribadi; kedua, mengkonsumsi produk luar negeri yang tak jelas kadar kehalalannya semacam mie instan; ketiga, kisruh klaim antara bid’ah hasanah dan bid’ah sayyiah; keempat, status kewarganegaraan dalam pandangan Islam. Diantara materi yang banyak menyita perhatian adalah mengenai polemik antara beberapa kelompok yang saling berebut untuk mendapat predikat ahlus sunnah waljama’ah. “Ini sebenarnya adalah persolan klasik, namun akan sangat merugikan banyak pihak jika tidak dicarikan jalan keluarnya,” ungkap Musthafa, MHI, selaku moderator dalam acara tersebut. (rud)
Selengkapnya...

Bidang Pendidikan Gelar Festival Lomba Sains

Dalam rangka menyambut Haul atas wafatnya para pendiri dan pengasuh PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, maka sejak tanggal 23 hingga 26 Maret 2013 Bidang Pendidikan Pondok Pesantren melakasanakan festival lomba yang bertajuk “Arena Semarak Ma’had”. Festival ini diikuti oleh seluruh lembaga pendidikan setingkat MI/SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang berada dibawah naungan yayasan PP Salafiyah Syafi’yah Sukorejo. “Kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun ukhwah islamiyah antara pondok pesantren dengan lembaga cabang dan lembaga pendidikan yang dikelola oleh alumni se-kresidenan Besuki,” terang Drs. H. Mudzakkir A. Fattah, kepala bidang pendidikan. Ada lima jenis kategori yang diperlombakan meliputi: Lomba Sains SD/MI; Lomba Sains SMP/MTs; Lomba Sains Fisika; Lomba Ibnu Aqil; Lomba Desain Grafis. ”Perlombaan ini kita bagi menjadi tiga tahap; tahap penyisihan, tahap semifinal dan final,” ujar L. Supratman, S.Ag, selaku sekretaris panitia. L. Supratman mengatakan, hadiah untuk para pemenang dari berbagai kategori itu diberikan ketika perayaan haul para pendiri dan pengasuh pada tanggal 29 maret 2013. “Saya kira para peserta akan lebih termotivasi untuk mengeluarkan kemampuannya, karena pemberian hadiahnya disaksikan oleh ribuan orang yang hadir pada acara haul nanti,” pangkasnya. Tampil sebagai juara disetiap ketegori perlomabaan tersebut adalah Anis Mahdi utusan SMK Panji pada kategori lomba desain grafis, Teguh Widodo delegasi dari MI Islamiyah Wongsorejo untuk kategori lomba sains tingkat SD/MI, Ainun Hasna utusan SMP 3 Ibrahimy Sukorejo pada lomba sains tingkat SMP/MTs, Fauziyah utusan SMA Ibrahimy Sukorejo pada lomba Sains tingkat SMA/MA sementara untuk kategori lomba ibnu aqil, juara 1 digondol oleh Ahmad Yusuf utusan MA Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Selain itu, kegiatan perlombaan ini juga dinilai sebagai salah satu upaya untuk membangun nuansa keilmuan yang mampu menumbuhkan motivasi dan semangat belajar dan bersaing dalam diri santri “Barangkali, inilah implementasi dari ayat al-qur’an fastabiq al khairat” terang Musthafa, MHI. yang hadir sebagai juri dikategori lomba Ibnu Aqil. (rud)
Selengkapnya...

Seluruh Santri Ngaji Bab ‘Adab Al Jum’ah

Hari Jum’at merupakan hari teristimewa menurut keyakinan orang Islam. Beberapa waktu yang lalu (24/03) ba’da sholat maghrib atas instruksi pengasuh secara serentak seluruh kepala kamar baik asrama pusat maupun cabang wajib menyampaikan materi mengenai ‘adabul jum’at yang telah dirangkum oleh pengurus pesantren. “Pengajian ini untuk menindaklanjuti himbauan pengasuh agar santri menghormati datangnya hari Jum’at serta memahaami keutamaan-keutamaannya,” tandas Ustadz Jali, kepala Daerah Sunan Kali Jogo. Materi tersebut meliputi serangkaian perbuatan yang dianjurkan dan diwajibkan pada hari Jum’at seperti halnya membersihkan anggota tubuh, memotong kuku, dan menggunakan pakaian terbaik dan berwarna putih demi menghadiri pelaksanaan sholat jum’at. “Materi yang disampaikan banyak bersumber dari kitab fathul qorib fi targhib wa at tarhib karya Sayyid Muhammad Alawai Almaliki Al Hahasani” ujar Abd. Khalik, Kepala Kamar F. 07. Diharapkan, dari pengajian ‘adabul jum’at ini nantinya para santri mampu memahami sunnah-sunnah nabawi yang dianjurkan untuk dilakukan pada hari Jum’at guna memaknai ibadah Jum’at sebagai sebuah kemuliaan dan keagungan di mata Tuhan. “Semoga para santri bisa memahami sakralnya ibadah Jum’at,” terang Moh. Yasin, Kepala Daerah Sunan Maulana Malik Ibrahim. (rud)
Selengkapnya...

Sanggar Cermin Buka Sekolah Deklamasi III

Setelah sukses mendapat penghargaan dari Balai Seni dan Bahasa Jawa Timur, sanggar seni CERMIN terus berupaya untuk memperbaiki konsep manajemen dan sistem pembinaanya. Salah satu konsep pembinaan yang mendapat apresiasi dari Dewan Kesenian Situbondo adalah terselenggaranya Sekolah Deklamasi, sekolah yang telah berjalan hampir selama dua tahun lebih ini mengajarkan berbagai materi dan teknik berdeklamasi. “Sekolah ini kami setting seprofesional mungkin, dengan menggunakan kurikulum layaknya sekolah formal lainnya,” terang Lalu Hulul Maswa, Ketua Sanggar Seni Cermin. Lalu H. Maswa menambahkan,untuk menjaga eksistensi dari keberadaan sekolah ini, pada tanggal 03 Maret 2013 para pengurus sanggar Cermin secara resmi membuka pendaftaran bagi peserta didik baru. Ada sekitar 30 peserta yang tergabung dalam pendidikan deklamasi kali ini. “Setelah Sekolah deklamasi jlid satu dan dua, kita ingin yang ketiga ini juga sukses,” ujarnya. Sementara itu, pada tanggal 27 Desember 2012 lalu, Sangar seni Cermin bersama Pengurus Pusat IKSASS menyelenggarakan seminar kebudayaan sekaligus ujian bagi para siswa sekolah deklamasi jilid IIdengan menghadirkan D. Zawawi Imron sebagai nara sumber dan sebagai tim penguji. “Alhamdulillah pada ujian Sekolah Deklamsi jilid II, ada 9 peserta didik yang dianggap layak untuk menjadi deklamator oleh D. Zawawi Imron,” tandas Nanang M. Lucki selaku Sekretaris Sanggar. Selain itu, Ketua Umum PP IKSASS, Khairul Anam, S.Pd.I menilai keberadaan sekolah Deklamasi ini cukup membantu dalam rangka menumbuhkan kecintaan para santri terhadap nilai-nilai sastra dan kebudayaan. “Semoga dengan adanya Sekolah Deklamasi ini, akan lahir budayawan tingkat nasional yang akan mengharumkan nama pesantren,” harapnya. (rud)
Selengkapnya...

PP IKSASS Bentuk Kajian Aswaja Intensif

Demi memperkuat identitas ke-NU-an para santri, PP IKSASS berinisiatif untuk mebentuk kelompok kajian intensif yang secara khusus membahas ideologi kaum Nahdliyin dan beberapa faham-faham yang berbeda jauh dengan faham Ahlus Sunnah Waljama’ah. “Kami berkeinginan agar santri mampu memahami ajaran Ahlus sunnah Waljam’ah secara falsafi, bukan hanya secara amali,” tandas Ketua Umum PP IKSASS,Khairul Anam.S.Pd.I. Kegiatan yang dilaksanakan di setiap malam Jum’at ini diikuti 20 orang anggota yang masing-masing merupakan utusan dari IKSASS Rayon se-Nusantara. Yang menarik dalam kajian Aswaja ini adalah latar belakang pendidikan peserta ternyata berbeda-beda sehingga pertukaran keilmuan antar sesama anggota berjalan dengan begitu baik. “Saya merasa bangga karena meski saya masih SMA, saya bisa beradu wacana dengan temen-temen yang sudah mahasiswa”ujar Husen, salah seorang anggota utusan dari Rayon Bondowoso. Dikatakan, keberadaan kelompok kajian ini terbentuk secara tak terduga, berawal ketika pesantren mewajibkan seluruh santri untuk mendaftarkan diri sebagai anggota NU dengan cara membuat Kartu Tanda NU (KARTANU). “Pembentukan kelompok kajian ini juga merupakan bentuk keprihatinan kami pada santri yang mengaku anggota NU hanya karena memiliki KARTANU, bukan karena memahami ajarannya” ujar Syaifur Rijal, Koordinator Bidang SDM. Turut bergabung dalam kajian Aswaja ini, Ustadz Zaini Miftah. Sebagai salah seorang ustadz senior di pesantren, beliau secara sukarela mendampingi para peserta untuk berdiskusi seputar persoalan teologi. Terlebih ia memang memiliki pengetahuan yang mendalam terhadap sejarah peradaban islam. “Islam memiliki keragaman keyakinan yang sangat kompleks, hanya saja, yang berhak mendapatkan keselamatan adalah mereka yang mau mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya,” tegasnya. Ditemui di kantornya, ketua Bidang SDM dan INFOKOM, Sofyan Al Ghazali menginformasikan bagi setiap santri yang berkeinginan untuk ikut bergabung dalam kelompok kajian ini agar secara langsung mendangi kantor PP IKSASS. “Kami masih memberi kesempatan bagi yang mau ikut” ujarnya. (rud)
Selengkapnya...

Pesantren Selenggarakan Sarasehan Nasional

Sebagai wujud kewaspadaan kepada kebangkitan PKI serta kepedulian pondok pesantren terhadap keutuhan dan kesatuan Republik Indonesia, beberapa hari yang lalu, PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo menyelenggarakan Sarasehan Nasional bertajuk “Mewaspadai kebangkitan PKI di Indonesia”. Dalam sambutan dan orasi ilmiahnya, Pengasuh PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR. Ach. Azaim Ibrahimy, mengungakapkan bahwa menjaga stabilitas dan keamanan negara adalah bagian dari implementasi kehidupan beragama. “Keberadaan Partai Komunis telah merubah peta dunia, ada banyak kesengsaraan yang ditimbulkan oleh gerakan kelompok ini,” ungkap suami Ny Hj. Nur Sari As’adiyah itu. Turut hadir sebagai pembicara dalam Sarasehan Nasional tersebut KH. Hasyim Muzadi, Letnan Kivlan Zein, Dr. Anton tabah, KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag. Bertempat di auditorium PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, acara ini diikuti setidaknya oleh ratusan peserta yang terdiri dari berbagai kalangan baik akademisi maupun tokoh masyarakat. Selain itu, bupati Situbondo Dadang Wigiarto, SH juga terlihat membaur dengan peserta lainnya. Sebagai gerakan massa yang berorientasi pada pemerataan ekonomi dengan konsep sosialisme yang digagas oleh Karl Max, Partai Komunis Indonesia (PKI) sempat mendapatkan tempat dihati masyarakat Indonesia diawal tahun 60-an. Hanya saja konsep “hidup tanpa Tuhan” yang menjadi ruh perjuangan PKI sangat sulit untuk diterima oleh masyarakat, mengingat bangsa Indonesia adalah negara yang berketuhanan. Sejarah berdarah, penolakan dan perlawanan adalah dinamika yang terus mewarnai perjalanan PKI di Indonesia. Terakhir, masih segar dalam ingatan kita bagaimana tragedi pembantaian dan pertumpahan darah yang ditimbulkan oleh perang ideologi pada peristiwa G 30 S/PKI telah menyisakan banyak duka baik dari kalangan ummat beragama maupun anggota partai komunis. Dan baru-baru ini, muncul persoalan yang sempat riuh diperbincangkan di media lokal maupun nasional mengenai anak keturunan Eks PKI yang mengajukan gugatan kepada pemerintah untuk memberikan ganti rugi atas kerugian materi maupun moral yang mereka alami pada peristiwa G 30 S/PKI. Juga pertemuan-pertemuan tertutup antar keluarga eks PKI telah memantik kecurigaan dan kekhawatiran, jangan-jangan ada indikasi bahwa PKI akan menyusun kekuatannya kembali “di Banyuwangi itu, sudah beberapa kali ditempati pertemuan anak-anak mantan PKI, itu harus diwaspadai” tegas H.Ikrom, politisi gaek asal Banyuwaangi. (rud)
Selengkapnya...

Rayon IKSASS Ra’as Gelar Debat Ilmiah

Peringatan Hari Ulang Tahun Rayon Ra’as yang ke-24 juga dimanfaatkan untuk menyelenggarakan lomba “Debat Ilmiah” dengan maksud melatih keder-kadernya agar lebih mengembangkan wawasan keilmuannya. Hal ini disampaikan langsung oleh ketua Rayon IKSASS Ra’as, Agus Fauzi, S.Pd.I. “Pada biasanya harlah selalu identik dengan dengan perayaan dan hura-hura, maka kami ingin memberi warna lain pada hari ulang tahun IKSASS Ra’as yang ke-24 ini,” tegasnya. Bertempat di aula Kantin PP Salafiyah Syafi’iyah lt. II, acara lomba debat itu berjalan cukup meriah. Dialog dan diskusi terlihat sangat hidup, bahkan suasana sempat memanas ketika salah satu kelompok terpancing emosinya dalam mempertahankan pendapatnya. Dan yang tak kalah membuat riuh suasana malam itu adalah dukungan yang henti-hentinya diberikan oleh superter masing-masing kelompok “Ya meski banyak yang belum memahami betul pada pokok persoalannya, namun sudah lumayan baik, tinggal perbanyak baca buku saja,” tandas Rudi Maswanto, selaku juri pada perlombaan tersebut. Fauzi menjelaskan bahwa, lomba Debat Ilmiah tersebut hanyalah salah satu dari rangkaian acara peringatan ULTAH Rayon Ra’as ke-24. Meski begitu para peserta tampak antusias mengikuti ajang adu tangkas dalam menyampaikan argumentasi ini “Kita harapkan kader IKSASS Ra’as nantinya bisa bersaing dan menjawab tantangan masa depan,” ujarnya. Sedangkan malam puncak dari peringatan hari ulang tahun Rayon IKSASS Ra’as ke-24 itu sendiri dilaksanakan pada tanggal 21 maret 2013 dan ditempatkan di Aula PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Dihadiri oleh seluruh warga Ra’as baik yang masih aktif sebagai santri maupun yang telah tercatat sebagai alumni. “Kami ingin terlihat lebih kompak dan solid,” ujar Fauzi. Ketua Umum PP IKSASS, Khairul Anam,S.Pd.I juga turut hadir dalam pelaksanaan malam puncak peringatan hari ulang tahun Ra’as ke-24 ini. Dalam sambutannya dia berharap agar dalam momen yang berharga ini para pengurus IKSASS untuk senantiasa ingat bahwa perjuangan belum sepenuhnya selesai. “Ingatlah bahwa dipundak kalian ada tanggung jawab besar untuk berjuang demi kemaslahatan umat,” pungkasnya. (rud)
Selengkapnya...

Siswa Kelas Akhir Rutin Gelar Istighatsah

Detik-detik pelaksanaan ujian nasional telah banyak menyita waktu para siswa yang telah memasuki tahap akhir. Apapun yang terkait dengan ujian nasional selalu menjadi tema menarik untuk dipikirkan dan diperbincangkan. Dengan segala cara dan upaya mereka sekuat tenaga agar bisa lolos dari ujian nasional yang telah banyak membuat pesertanya nekat bunuh diri karena tak mampu melewatinya dengan baik. “Kami akan lakukan apa pun untuk bisa lulus,” ujar Dani Fikrullah, siswa kelas 3 SMA yang sedang mengaji di Asta. Kemarin (24/03) sekitar pukul 09:30 WIB, bertempat di asta atau makam keluarga PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, para siswa kelas akhir tanpa komando dari siapapun, mereka menggelar istighatsah dan do’a bersama sebagai salah satu ikhtiar agar pada saat mengikuti ujian nasional mereka diberikan kemudahan oleh Allah SWT. “Ini hanya ikhtiar mas, persoalan hasilnya kita pasrahkan sama yang diatas(Allah)” terang Lutfhi, jama’ah istighatsah. Diperkirakan, istighatsah semacam ini akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini nantinnya akan berlangsung hingga hasil ujian nasional itu bisa diumumkan. “Istighatsah ini akan kami lakukan setiap malam sampai hasil ujiannya diumumkan,” ungkap Abdul Behed. Disisi lain, kebiasaan santri mengadakan istighatsah kubro menjelang ujian nasional ini disambut baik oleh Pengurus Pesantren, hal ini dinilai sebagai bentuk kesadaran para santri bahwa apapun yang menjadi cita-cita dan harapan manusia pada saatnya taqdir tuhanlah yang akan menetukan segalnya “itu hal yang baik( istighatsah), tapi mereka tidak boleh melupakan usaha yang riil yakni belajar,” tandas salah seorang pengurus pesantren yang tidak ingin disebutkan identitasnya.(rud)
Selengkapnya...

Brosur Santri Baru

Jumlah Pengunjung

Website counter
 

Tamu Pesantren

Mubes Iksass VIII di Jember

Tamu Pesantren

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah