Alsod, Redaktur Radar yang Suka Sarungan

Siapa bilang, santri Sukorejo tidak bisa menulis. Malah seharusnya santri Sukorejo harus pinter nulis! Tengoklah, berapa kitab yang ditulis Kiai As’ad! Kiai As’ad, penulis juga kok!

Salah seorang santri Sukorejo yang mengikuti jejak Kiai As’ad dalam dunia tulis-menulis adalah Ali Sodiqin. Ia tidak sekadar menulis tapi juga mengedit tulisan-tulisan kiriman wartawan Radar Banyuwangi. Ali Sodiqin sekarang menjabat salah seorang redaktur Radar Banyuwangi.

Pergulatan Alsod, sapaan samarannya, dalam dunia kewartawaannya dimulai ketika ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah IAI Ibrahimy. Ia aktif di pers mahasiswa. Paling tidak, ia pernah menjadi sekretaris “Orator”, majalah BEM Fakultas Dakwah dan redaktur “Alternatif”, buletin HMJ BPI Fakultas Dakwah.

Alsod mengaku, pengalaman aktif di persma itulah yang amat bermanfaat dan mendukung kariernya. Misalnya, ketika di persma ia yang melay out. Nah, pengalaman ini amat berguna ketika ia menjadi wartawan Radar, walaupun di Radar ia bukan sebagai tukang lay out.

Dorongan untuk menekuni dunia tulis menulis, ia dapatkan juga ketika ikut Pelatihan Jurnalistik Nasional yang diselenggarakan Badan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BP2M). Ketika itu, BP2M bekerjasama dengan harian Surya. “Saya mendapat motivasi dari Pak Imam, salah seorang fasilitator pelatihan tersebut,” ujarnya.

Setelah mengikuti pelatihan jurnalistik dan kunjungan ke beberapa media di Surabaya, ia mulai serius menekuni dunia tulis-menulis. Setelah lulus dari Fakultas Dakwah, ia bersama Edy Supriyono, salah seorang temannya di Fakultas Dakwah yang juga hoby menulis melamar sebagai wartawan Radar Banyuwangi. Di Radar mereka dites oleh Shodiq Syarief, wartawan Radar yang juga dosen Jurnalistik di Fakultas Dakwah IAII.

Setelah lulus tes dan magang, ia dan Edy diterima sebagai wartawan Radar Banyuwangi. Alsod ditugaskan di Banyuwangi dan Edy di Situbondo. Ia ditugaskan meliput berita-berita kriminal kemudian dipindah sebagai wartawan olah raga.

Putra pasangan almarhum Haeroni bin Basuki dengan Hikmatul Kamilah binti H. Abdul Ghafur ini mondok di Pondok Pesantren Sukorejo mulai SMP. Ia berasrama di Sunan Murya no. 7.

Dalam ijazah S1-nya, Alsod tertulis lahir di Banyuwangi 18 November 1981. Betulkah ia dilahirkan ke dunia ini pada tanggal tersebut? Entahlah. Persisnya ia mengaku tidak tahu. Kedua orang tuanya, juga tidak mengatahui secara persis kapan ia lahir. Mereka sudah lupa. Sebab, sejak pertama kali ia lahir, mereka tidak pernah mencatatnya. ’’Apalah arti sebuah tanda lahir?’’ begitu mungkin pikir mereka.

Di desanya, orang memang tidak peduli dengan tanggal lahir. Yang selalu diingat hanya hari dan pasarannya. Ironisnya, bapak dan ibunya juga sudah lupa hari dan pasaran Alsod. Yang mereka ingat hanyalah, sang anak lahir pada tahun 1981. Itu saja. Tanggal berapa, bulan berapa, tidak ingat. Untuk apa diingat? Untuk ulang tahun? Emangnya perlu ulang tahun? “Tidak. Saya orang desa. Dan tetap akan menjadi orang desa,” imbuhnya.

Lalu apa pakaian yang paling ia suka? Bukan baju, celana, atau yang lainnya. Alsod mengaku, lebih lebih suka sarung. Lho kok? Jangan remehkan kemampuan sarung ini.

Menurutnya, sarung bisa jadi apa saja. Mulai jadi alat ibadah, mencari rezeki, alat hiburan, fashion, kesehatan, sampai jadi alat memeras atau menakut-nakuti.
Alsod mengaku belum menemukan bentuk pakaian lain yang fleksibelnya melebihi sarung. Kalau sembahyang, jadilah dia benda penting menghadap Tuhan. Kalau lagi kedinginan, jadilah dia selimut. Kalau lagi mau nakut-nakuti anak kecil, jadilah dia pocongan.

Menurut Alsod, santri Sukorejo tak perlu minder dan ragu-ragu kalau mau menjadi wartawan. Toh kenyataannya, banyak santri Sukorejo yang telah menjadi wartawan.

Di pondok pesantren, sebenarnya telah menyiapkan hal itu misalnya dengan adanya beberapa pelatihan jurnalistik. Bahkan di Fakultas Dakwah, terutama jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) banyak mata kuliah jurnalistik. Misalnya: pengantar jurnalistik, teknik menulis dan mencari berita, teknik menulis feature dan editorial, dan segudang ilmu jurnalistik lainnya. Dan alumni Fakultas Dakwah, banyak yang menjadi wartawan. “Intinya, kalau mau jadi wartawan masuklah Fakultas Dakwah,” pesannya setengah berpromosi. (sah)
Selengkapnya...

Shofi, Pemenang SLS yang Ngebet Kuasai Kitab Kuning

“Kiai Fawaid mengaku tidak akan meninggalkan tradisi lama peninggalan leluhurnya yang masih baik. Begitu pula dengan tradisi mengaji al-Qur’an dan penguasaan kepada kitab-kitab kuning. Tradisi tersebut, sekarang sedang digalakkan kembali oleh Kiai Fawaid. Pembacaan al-Qur’an dan kitab kuning, termasuk menjadi bahan ujian di madrasah, sekolah, dan kuliah. Mengapa? Karena kalau sekolah-sekolah luar yang non pesantren, tidak ada penekanan kesana. Sudah menjadi kewajiban santri untuk belajar kitab dan mengaji al-Qur’an” (Salaf Edisi 82 Nopember 2007)


Nah, gadis dengan nama lengkap Shofiyah itu walaupun baru-baru ini dinobatkan sebagai salah satu pemenang Santri Life Style yang diadakan Pusat Iksass, ia mempunyai keinginan besar untuk menguasai kitab kuning. Saat ini, ia gigih mendalami hal-hal yang bersangkutan dengan kitab kuning. Bahkan tidak tanggung-tanggung, ia mempelajarinya sampai sampai ke Kota Jepara. Karena disana merupakan salah satu pusat kajian kitab kuning. Menurutnya, dirinya mempunyai kemauan besar untuk menguasai kitab kuning, karena di dalam kitab itu terdapat pengetahuan umum dan ilmu agama. Ia bercita-cita ingin menjadi orang yang menguasai kitab sebagai pegangan dirinya dihari kelak.”Ini juga tuntutan dari Babah,” katanya sambil tersenyum simpul.

Gadis berparas cantik dan berkulit putih mungil ini mempunyai hobi seperti layaknya kaum santriwati lainnya, Shofi sangat menyukai membaca buku dan menulis. Hobi membaca buku sudah tertanam semenjak kanak-kanak. Suka membaca tersebut berawal dari dirinya membaca komik, baru setelah itu mulai merambah pada buku bertema novel dan sejarah. Shofi sendiri mengaku, buku yang paling ia sukai adalah buku-buku bernuansakan sejarah.”Ya, suka aja, apalagi sejarah-sejarah tentang kiai-kiai terdahulu,” begitu kilahnya. Begitu juga dengan hobi menulis sudah terpatri sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Ia menjadikan buku hariannya untuk mencurahkan keluh kesah hatinya.

Gadis kelahiran Bangkalan, 05 Januari 1994 itu mempunyai alasan tersendiri mengapa membiarkan kakinya berpijak di tanah Pondok Pesantren asuhan KHR. Achmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin karena berbagai hal ada. Mulai organisasi sampai kitab kuning. ”Meskipun disini modern, tetapi tetap salaf,” Imbuhnya. Selain itu, juga ada tuntutan dari orang tua yang menyuruh dirinya mondok di Pondok Pesantren rintisan KHR. Syamsul Arifin.

Buah hati pasangan Bapak H. Yasin dan Ibu Aisyah ini sebenarnya memepunyai segudang prestasi, namun dirinya tidak mau diperlihatkan kepada orang banyak. Itulah salah satu sifatnya yang menunjukkan rasa rendah hati. Yang Salaf ketahui, ia pernah menjadi juarawan catwalk saat lomba Santri Life Style. Saat ini dirinya sedang disibukkan dengan organisasinya. Shofi menjadi anggota Art and Skill, Rayon Iksass Bangkalan dan menjadi Ubudiyah kamar Al-Widad no 10.

Santri yang satu ini, kini menjadi pengagum setia tokoh kharismatik KHR. As’ad Syamsul Arifin. Ia melihat dari sisi kesederhanaan Kiai As’ad. Meskipun mempunyai ilmu yang terbilang tinggi, tetapi beliau tetap membudidayakan sikap zuhud kepada Allah. Selain itu, Pengasuh kedua Pesantren Salafiyah Syafiiyah itu sangat peduli terhadap bangsa dan negara. Beliau terus dan terus membela sampai titik darah penghabisan.

Ada sepenggal kata karya Kahlil Gibran yang disukai olehnya ”Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur? Ketika kita menangis?dan ketika kita membayangkan sesuatu? Itu karena hal terindah di dunia ini tidak terlihat”. Menurutnya semua itu merupakan hal yang masuk akal, karena hal terindah itu hanya terlihat di akhirat kelak yakni surga.(Syifa Fajriyah)
Selengkapnya...

• Menengok Program Center of Excellence IAII (Bag. II)

Harus Tampak Aura Unggulan
Prof. Imam Suproyogo menilai IAII sudah memenuhi syarat rukun sebagai center of excellence kajian fiqh dan kontemporer. Namun syarat rukun tersebut masih kecil dan harus dikembangkan. Di samping itu, yang belum ada di IAII adalah suasana aura sebagai pusat studi dan keterkenalan.

Kalau IAII mau menjadi center of excellence maka harus ada aura bahwa tempat tersebut memang sebagai pusat kajian fiqh. Misalnya dengan adanya koleksi ribuan buku fiqh di perpustakaan. “Sehingga ketika memasuki daerah tersebut akan tampak aura bahwa tempat itu sebagai pusat kajian fiqh,” tuturnya.

Begitu pula, IAII sebagai pusat kajian fiqh harus dipublikasikan sehingga akan terkenal sebagai pusat kajian fiqh. IAII juga harus memperhatikan kesejahteraan orang-orang yang mengelola pusat kajian.

Menurut Rektor UIN Malang tersebut, pondok pesantren dulu maju bukan karena bangunan fisiknya. Tapi karena ada orang-orangnya yang berbobot, terutama pendiri pesantren. Orang-orang ini bertipe sebagai pejuang, berilmu, dan ikhlas. Orang-orangnya berbobot tersebut kemudian “bertelur” dalam bentuk buku, majalah, dan beberapa karya lainnya.

Sementara itu, konsultan yang lain, Prof. Arief Furqon menilai bahwa selama ini pondok pesantren berkeinginan baik untuk terkenal dan sebagai program unggulan tapi biasanya males untuk membuat laporan. Sedang di pihak lain, Diktis ada keinginan baik untuk membantu. Sedangkan yang dituntut oleh Diktis adalah manajemen berbasis kinerja yang melihat pada hasil.

Menurut Profesor Arief, kunci untuk melaksanakan program center of excellence adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Dalam tahap pelaksanaan ini menyangkut program yang berorientasi pada SDM dan keahlian.

Dra. Ida Qudsyiah mengatakan bahwa bantuan terbesar di Diktis untuk program center of excellence. Program center of excellence akan terus berjalan sampai tahun 2014. Karena itu ia meminta peserta program center of excellence membuat perencanaan sampai tahun 2014. Menurut penilaiannya, banyak peserta program center of excellence yang belum merumuskan goal suatu program. Kemudian program kegiatan harus relevan dengan goal kegiatan. “IAII sudah memiliki goal yang jelas,” paparnya.

Sementara itu, Dr. Mastuki dalam melaksanakan program center of excellence harus ada kendali mutu. Program center of excellence harus melakukan penguatan menuju cita-cita keunggulan. Dalam melakukan penguatan lembaga paling tidak harus memperbaiki manajemen, sistem manajerial, SDM, daya dukung, dan produk. Daya dukung ini harus memperbaiki lingkungan, nilai-nilai, dan kerjasama dengan tokoh atau lembaga lain. Sedangkan produk harus berkaitan dengan nilai-nilai keunggulan.

Pada acara Monitoring dan Evaluasi tersebut, pihak IAII dan Tribakti ditugaskan untuk membuat planning program center of excellence secara bertahap sampai tahun 2014. Di antara tahapannya adalah tahap perintisan, tahap implimentasi dan konsolidasi, tahap pengembangan, tahap penyempurnaan, dan tahap aktualisasi. Kelima tahapan tersebut harus ada karakteristiknya. (sah)
Selengkapnya...

• Menengok Program Center of Excellence IAII (Bag. I)


IAII Sudah Memenuhi Syarat Rukun Tempat Unggulan



Jum’at kemarin, Program Center of Excellence Kajian Fiqh Klasik dan Kontemporer hasil kerjasama Kementerian Agama RI dengan IAI Ibrahimy mengadakan kegiatan “Monitoring dan Evaluasi” di Malang. Program Center of Excellence tersebut merupakan program Direktorat Perguruan Tinggi Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, dan IAII termasuk perguruan tinggi yang dipercaya untuk mengelola program unggulan tersebut. Berikut liputan Salaf yang mengikuti kegiatan “Monitoring dan Evaluasi”.

Kegiatan “Monitoring dan Evaluasi” kemarin tergolong istimewa. Kegiatan tersebut diikuti oleh dua perguruan tinggi penerima program Center of Excellence di Jawa Timur, yaitu IAII dan IAI Tribakti Kediri. Dari Direktorat Perguruan Tinggi Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang hadir adalah Dra. Ida Qudsyiah, MA dan Dr. Mastuki. Sedangkan dari pihak konsultan yang hadir adalah Prof. Imam Suprayogo dan Prof. Arief Furqon.

Menariknya, penerima program Center of Excellence dari Kementerian Agama tersebut, dua perguruan tinggi yang berlatar belakang pesantren. IAI Ibrahimy di bawah naungan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan IAI Tribakti dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Pengembangan program unggulan kajian fiqh IAII pada tahap kedua tersebut diarahkan pada terciptanya pengembangan kajian fiqh yang terintegrasi dalam tri dharma perguruan tinggi baik pendidikan dan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Rektor IAI Ibrahimy, Drs. HM. Manshur Idris, MM dalam pengantar laporan mengatakan program Center of Excellence itu mempunyai manfaat yang sangat besar bagi IAI Ibrahimy. Di antaranya, kajian fiqh klasik dan kontemporer di lingkungan kampus IAII kian semarak, program Center of Excellence mempunyai manfaat IT, dan lebih integrasi kurikulum fiqh.

Namun walaupun begitu, menurut Rektor IAII, program Center of Excellence tersebut belum sepenuhnya menyentuh seluruh mahasiswa IAII. Karena itu, Manshur berharap, agar kegiatan tersebut dilanjutkan. Menurutnya, ia mempunyai komitmen yang tinggi untuk meneruskan program Center of Excellence kajian fiqh klasik dan kontemporer. “Karena sesuai dengan cita-cita yayasan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah untuk memperbanyak mencetak kader-kader fuqaha,” imbuhnya.

Prof. Imam Suprayogo dalam evaluasinya menilai bahwa pondok pesantren selama ini menggunakan pendekatan substantif. Kalangan pesantren biasanya lemah dalam bidang administratif. Kalangan pesantren mempunyai standart niat baik. “Anggaran berapa saja tidak akan bener kalau salah niat,” imbuhnya.

Menurut Rektor UIN Malang tersebut, yang direkam dalam laporan belum tentu sebaik kenyataan di lapangan. Membuat laporan lebih sulit daripada mengerjakan. “Karena terbatasnya kata-kata,” ungkapnya.

Menurut penilaian Profesor Imam, IAI Ibrahimy sebenarnya sudah memenuhi syarat rukun untuk dikatakan Center of Excellence. Karena di kampus IAII sudah ada tempat kajian fiqhnya. IAII juga sudah ada orang-orang yang mengelola kajian fiqh, yaitu Lembaga Kajian Fiqh Ibrahimy (elkafi). IAII juga sudah memproduk buku-buku fiqh. “Namun hal itu masih kecil belum besar,” paparnya.

Profesor Imam berharap, agar ketiga syarat rukun center of excellence tersebut dikembangkan. Kalau hal tersebut terus dikembangkan dan tumbuh pesat, maka kelak IAII akan benar-benar menjadi tempat unggulan dalam bidang fiqh. (sah)
Selengkapnya...

Pasukan Palopor Siap Ikuti Pawai Hajian

Kembali, Panitia Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Salafiyah Syafiiyah Malam Selasa kemarin menggelar pertemuan. Dalam rapat yang bertempat di ruang Kabid Kepesantrenan itu, masing-masing seksi melaporkan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan perayaan Maulid. Selain itu, mereka juga melaporkan rancangan anggaran kegiatan.

Ada beberapa rangkaian kegiatan persiapan Maulid yang sudah berjalan, diantanya adalah dari seksi perlombaan dan Pudekdok. Perlombaan umum dan MTQ sudah dimulai sejak Malam Selasa yang lalu. Salah satu perlombaan umum sudah tergelar antara lain lomba baca kitab, cerdas cermat dan pidato berbagai bahasa. Sedangkan pada perlobaan bidang Al-Quran yang sudah terselenggara adalah MTQ golongan anak-anak sampai dewasa serta tartil.

Sementara itu ada penambahan dalam kegiatan pawai hajian. Jika tahun sebelumnya pawai hajian diikuti oleh santri saja, tahun ini kegiatan itu juga akan diikuti oleh sejumlah pasukan palopor dari berbagai daerah. Mereka juga akan turut serta dalam pawai itu.

Bendahara Pantia Maulid, Syamsurijal mengharapkan, agar masing-masing seksi dapat seirit mungkin mempergunakan dana maulid, karena anggaran yang ada tidak banyak. Namun demikian, walaupun rangkaian kegiatan maulid sudah berjalan, Kabid Kepesantrenan dan Kamtib, Abdullah Hasan menghimbau, agar para santri tetap mengutamakan pendidikan dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pesantren.(C12)
Selengkapnya...

Kepala Kamar Siap Bersaing

Untuk menghadapi perlombaan shalawat nabi dan drama islami, segenap Pengurus Iksass dari penjuru nusantara, terutama yang mengikuti perlombaan tersebut, setiap malam melakukan latihan bersama. Latihan itu terpusat di Madrasah Masjid. Seperti yang dilakukan Iksass Rayon Sapudi, mereka melakukan latihan shalawat di lokasi Asrama Abbasiyah Masjid. Demikian juga dengan Iskass Asjaba, beberapa hari ini sebagian anggotanya sudah terfokus pada perlombaan drama islami. Bahkan, sebagian seniornya turut mendampingi mereka dalam berlatih.

Sementara itu, untuk menghadapi MTQ bidang Murattal tingkat kepala kamar, sebagian kepala kamar sudah mempersiapkan diri menghadapi perlombaan tahunan tersebut. Mereka akan habis-habisan tampil di depan pendukungnya yang tak lain anak buahnya sendiri. Sedangkan Malam Selasa kemarin, sebagian dari mereka melakukan khataman Al-Qur’an dan Tahlil bersama di depan Pendopo Pengasuh. Bersama-sama Kabag Kepesantrenan, Ustadz M. Shalah Az-Zahrah mereka melakukan itu dalam rangka Haul Almarhumah Ny. Hj. Zubaidah, Ibunda KHR. Fawaid Asad yang ke-28.

Sedangkan masa kepengurusan Iksass Pusat Putri sebentar lagi akan habis. Dengan demikian, para pengurus berinisiatif mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) yang rencananya akan digelar tanggal 03 hingga 05 Maret mendatang. Selain akan menggelar pembukaan Mubes, dalam kegiatan itu juga akan digelar Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Pusat Iksass Periode 2007-2010 dan mengevaluasinya.

Selain itu, dalam Mubes itu juga akan membahas AD/ART dan GBPK. Penetapan tata tertib pemilihan calon, pencalonan serta penetapan visi dan misi calon juga terdapat di dalamnya. Setelah calon terpilih, barulah akan disusul dengan acara pelantikan yang rencana akan diikuti semua santri putri. (C12)
Selengkapnya...

Peserta Lintas Dakwah Training of ESQ

Meski tidak bermalam, bukan berarti acara Lintas Dakwah yang di adakan oleh Mahasiswa Fakultas Dakwah tidak akan maksimal. Terbukti, beberapa kegiatan yang telah diagendakan bisa dijalankan semua. Seperti kegiatan mengajar di lembaga Formal maupun non Formal, baksos dan lain-lain yang bisa dikatakan cukup sukses.

Bukan hanya itu, para peserta Lintas Dakwah pada Hari Sabtu kemarin mengadakan Pelatihan ESQ. Acara tersebut diadakan di SMP 2 Asembagus. Pelatihan ESQ yang dimulai pada pukul 13.00 WIB itu mendatangkan dua trainer dari Banyuwangi, Mr. Farid dan Mr. Yanto. Kedua pemandu yang juga Pendiri SMP Alam, Genteng, Banyuwangi itu ternyata mampu memukau para peserta yang mengikuti pelatihan itu.

Yanto, selaku trainer pertama menyampaikan masalah keutamaan Asma’ul Husna. Kemudian dilanjutkan dengan Mr. Farid yang membahas cara Menghafal dengan Cepat. Acara yang diikuti oleh semua siswa kelas IX SMP 2 Asembagus itu berakhir sekitar pukul 16.00 WIB, sore hari. Isak tangis para peserta pelatihan itu ikut mewarnai acara tersebut.

Presiden BEM Fakultas Dakwah, Rachmat Athok Illah mengaku, tujuan dari kegiatan tersebut untuk memberikan pelajaran - pelajaran Spiritual kepada para siswa SMP. Lebih-lebih menjelang pelaksanaan Ujian Nasional, karena menurutnya dalam menghadapi Ujian Nasional juga dibutuhkan kekuatan spiritual.(Aaz)
Selengkapnya...

Bem Tarbiyah Pahami Interior Kelas Model

Selama tiga hari berturut-turut sejak Hari Sabtu kemarin, BEM Tarbiyah menghelat workshop pendidikan yang bertempat di Aula Putri dan Kampus Putri. Kegiatan yang mengusung tema “Interior Kelas Model” menghadirkan Nara sumber Syamsul Hadi HM, MA., dengan materi Management class dan Metodologi Pembelajaran (Quantum Teaching Learning dan Active Learning). Sedangkan Materi Teaching dan Learning Practice dibawakan oleh Muazni, M.Pd.I.

Menurut Ketua Panitia Workshop Pendidikan, Khoirun Nisa, sebenarnya acara workshop itu akan digelar hari, namun berhubung ada nara sumber yang tidak dapat mengisi, kegiatan itu menjadi 3 hari saja, Nisa menambahkan, kegiatan tersebut sebagai tindaklanjut dari workshop tahun kemarin yang bertemakan CTL (Contekstual Teaching Learning).

Penutupan kegiatan itu digelar pada Hari Rabu kemarin. Acara yang bertempat di Aula Putri itu ditutup oleh Dekan Fakultas Tarbiyah, Muhammad Minhaji Syafi’i, M.Pd.I. Minhaji berharap kepada seluruh BEM dan Mahasiswi Fakultas Tarbiyah, meskipun workshop tersebut dipelajari dalam waktu yang singkat, bagaimana semuanya bisa mengamalkan dalam jangka waktu yang lama. Pada kesempatan itu Minhaji memberitahukan bahwa Seluruh Mahasiwi Fakultas Tarbiyah Putri sudah mempunyai Micro Teaching sendiri, sehingga jika diperlukan, mereka tidak usah repot-repot mendatangi Kampus IAI Ibrahimy putra dengan ketentuan yang bermacam-macam.

Pada hari sebelumya, Hari Jum’at, BEM Tarbiyah mengadakan kegiatan internal berupa Training of Teeacher. Sedangkan pada Malam Jum’atnya, BEMI Putri juga sempat menghelat Pelatihan ESQ sebagai tambahan dari Pelatihan Pengkaderan Berjenjang. Kegiatan itu mampu membuat isak tangis seluruh peserta.(She).
Selengkapnya...

Ambar, Ngebet Jadi Bisnis Woman


”Ketika kita inginkan sesuatu, maka dunia akan menolong” itulah sepenggal kata-kata yang menjadi tumpuan hidup dalam menelusuri kehidupan yang penuh dengan lika-liku ini.

Nama lengkapnya, Ambariya Tidduha, Gadis berparas cantik ini pada saat malam Perayaan Tahun Baru Hijriyah kemarin, namanya tercantum di dalam surat keputusan Bidang Pendidikan sebagai Pembaca Kitab Terbaik. Namun demikian, meski dinobatkan menjadi pembaca kitab terbaik, dirinya ngebet sekali ingin jadi bisnis woman.

Dirinya mengaku suka sekali dengan dunia bisnis. Ustadzah yang satu ini ingin hidup di dunia metropolitan yang penuh dengan tantangan informatika, sebab semakin majunya dunia informasi khususnya dibidang teknologi, dirinya semakin termotifasi untuk hidup dalam lingkup kehidupan era globalisasi. Justru itu, saat ini dirinya memilih kuliah di Akademi Manajemen dan Informatika Ibrahimy (Amiki). Tidak lain, hal itu untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang Bisnis Woman.

Gadis kelahiran Situbondo, 24 Agustus 1989 ini mempunyai hoby shoping, atau dengan kata lain belanja dan juga belajar. Hoby belajar itulah yang bisa menghantarkannya menjadi seorang yang terbaik diantara teman-temannya yang lain. Ambar menyandang gelar pembaca kitab terbaik di Madrasah Aliyah. Selain itu, prestasi yang diraih pun sangat bejibun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 SD ia selalu meraih Juara I dikelasnya.

Begitu juga ketika mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah, mulai kelas 2 sampai 6 dirinya selalu meraih Juara I pula. Apalagi sewaktu masih duduk dibangku SMP dan MTS, mulai kelas 1 sampai kelas 3, ia selalu meraih Juara I. Gadis berkulit putih ini pernah juga meraih Juara I saat duduk di bangku Madrasah Aliyah Kelas I. Tak cukup disana, ia pernah menorehkan prestasi sebagai mahasiswa dengan IP tertinggi di Amiki, serta Juara Umum Kelas II MI dan Juara Umum Kelas V Favorit MI dan pernah menjadi Bintang Pelajar MTS.

Buah hati pasangan H. Maimun dan Ibu Hj. Maisah mempunyai alasan tersendiri mengapa memilih Pondok Pesantren asuhan KHR. Achmad Fawaid As’ad Syamsul Arifin. Menurutnya hal ihwal mondok di pesantren itu sudah ada dari nenek moyangnya yang mayoritas alumni Pondok Pesantren Sukorejo. Selain itu, pesantren itu dijadikan sebagai tempat untuk lebih meningkatkan studi baik mendalami ilmu agama maupun umum.

Ketua Kamar Darul Lughoh No 1 ini mengagumi sesosok tokoh istri seorang Utusan Pilihan Allah, Nabi Muhammad SAW, yakni Sayyidah Siti Khodijah. Ambar mengagumi sosok beliau karena ingin menjadi seorang bisnis woman yang sukses seperti yang terjadi kepada Siti Khodijah pada Masa Rasulullah, sehingga sebagian hartanya untuk kepentingan syiar agama Islam.

Gaya belajar yang dipakai selama menuntut ilmu sederhana saja, dengan melalui sistem menghafal, suka mencatat setiap ilmu yang sudah didapat, suka berkomunikasi dan shering ide kepada teman-teman yang sebaya dengannya. Dari itulah ia mendapatkan sepenggal ilmu meskipun hanya sekelumit. Tujuannya, tidak lain hanyalah ingin menjadi Wisudawati Terbaik Amiki tahun ini dan apabila sudah selesai diwisuda nanti, bisa mengembangkan bisninya. Ambar, Sukses ya…(Dewi Nur Malika/Syifa Fajriyah)
Selengkapnya...

Menengok Sekolah Deklamasi Iksass


Mengantar Santri Menjadi Deklamator Mumpuni


Salah satu cita-cita KHR. As'ad Syamsul Arifin adalah menginginkan agar santrinya menjadi seorang seniman. Tentu, seniman yang beriman.

Itulah kata yang sempat disampaikan oleh salah satu pengajar di Sekolah Deklamasi (baca puisi) sebelum memulai mengajar. Bahkan tak lupa beliau mengajak para peserta didiknya mengirim fatihah kepada Almarhum KHR. As'ad Syamsul Arifin.

Sekolah Deklamasi I merupakan sekolah yang secara khusus mempelajari teori dan aksi dalam berdeklamasi. Hal itu dibentuk setelah melihat realita yang ada selama ini, banyak santri punya potensi dalam berdeklamasi namun sangat minim dalam memahami teori-teorinya. Mereka hanya tampil bermodal pengalaman. Jadi ketika mengajar berdeklamasi mereka sangat kerepotan menyampaikan teori-teorinya.

Jumlah peserta didik di Sekolah Deklamasi hanya dibatasi hanya 30 orang dengan dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas W.S Rendra dan kelas Sutardji C.Bachri. Peserta didik berasal dari utusan masing-masing rayon IKSASS se-Nusantara. Di mana mereka terpilih dari hasil seleksi pendaftar yang berjumlah kurang lebih 90 orang. Mereka diseleksi satu persatu mulai tanggal 1-2 Januari 2010 di auditorium putra dengan membaca puisi satu persatu di depan juri. Penjuarian seleksi ditangani langsung oleh tim pengajar di sekolah deklamasi yaitu Zainul Walid, S.Ag dan Sholeh Abu Bakar, Amd.Kom.

Sekolah Deklamasi itu resmi dimulai pada hari Jum'at tanggal 15 Januari 2010. Pada malam Jum'atnya mereka mendapat pengarahan dari Koordinator Seni Gerak, Imam Ferli Hasan. "Saya mengharapkan agar semua peserta didik tetap semangat mengikuti kegiatan tersebut agar autput dari sekolah ini sesuai harapan dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Agus S. Dewa, ketua Sanggar Cermin.

Dalam sekolah deklamasi peserta didik diajari beberapa teknik yang berkaitan dengan tata cara berdeklamasi. Seperti Teknik Artikulasi, Aksentuasi dan intonasi yang diajarkan oleh Zainul walid,S.Ag. Teknik Akting dan pemilihan tema puisi oleh Sholeh Abu Bakar,Amd.Kom., Teknik improvisasi oleh Moh.Muhlis,S.Pd.I, Teknik pemilhan busana dan peralatan oleh Imam mahdi,S.Sos.I, Teknik Pernafasan oleh Ust.Darsono, Teknik akting dasar yang ditangani langsung oleh Ketua Umum Pusat IKSASS Putra, Moh.Syafi'i S.Pd.I.

Sebagaimana sekolah lain, Sekolah Deklamasi juga mempunyai target, yaitu terciptanya kader deklamator dari kalangan santri yang professional dengan tetap mempertahankan identitas kesantriannya. Lulusannya sangat diharapkan untuk mengabdikan dirinya baik pada rayon IKSASS maupun pada sekolah Deklamasi berikutnya selain mampu menggantikan seniornya dalam berbagai kegiatan kesenian. Artinya merekalah yang akan melanjutkan estafet para seniornya sehingga tidak lagi terus bergantung kepada seniornya.

Pada tanggal 5 Maret 2010 akan kembali diadakan audisi untuk mengambil 15 peserta didik dan 15 peserta yang lainnya dinyatakan gugur. Para peserta yang lulus audisi akan dimasukkan di kelas istimewa. Di sana mereka akan mendapat pembinaan secara lebih maksimal dari para pengajarnya selama 6 kali pertemuan. Setelah itu, akan kembali di gelar audisi final pada tanggal 26 Maret 2010 untuk memperebutkan peringkat kesatu sampai kelima dari 15 peserta didik, kemudian mereka yang akan mendapatkan piagam penghargaan dan surat tanda lulus dari Sanggar Seni Cermin.

Peserta didik yang dinyatakan lulus sekolah sudah berhak menjadi tim pengajar di Sekolah Deklamasi berikutnya. Selain itu mereka juga berhak menjadi juri di setiap even perlombaan Deklamasi yang ada di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo.

Lantas bagaimana yang ke-25 peserta didik yang gugur? Mereka secara otomatis sudah ditetapkan menjadi anggota Sanggar Seni Cermin dan boleh masuk kembali pada sekolah berikutnya. (Nur Taufik)
Selengkapnya...

Where Are You Going To…?


Oleh: Iis Nur Hakimah*

Pertanyaan yang sangat mendasar pertanyaan yang mempertanyakan kembali apa yang hendak dilakukan dalam hidup kita…?. Apakah kita ingin tetap hidup berada dalam keadaan kita tanpa adanya perubahan yang berarti, kita pun tak tahu. Atau kita ingin selalu berubah dan menjadi lebih baik?. Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Kita tahu, bahkan kita sadar untuk berubah dalam hidup kita tantangannya sangatlah besar, bahkan sering kali tidak kuat menghadapi tantangan itu, padahal itulah yang membuat kita akan menjadi lebih baik. Membangun kebiasaan baik dalam hidup sangatlah sulit dan penuh dengan tantangan. Tapi, merubah kebiasaan baik menjadi kebiasaan buruk sangatlah mudah. Yang membedakan keduanya adalah keinginan dan niat kita. Seharusnya semua orang berfikir untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Yang membedakannya keteguhan orang untuk mencapai tujuan. Orang yang teguh dan berani mengambil resiko untuk merubah itulah orang yang akan mendapatkan kesuksesan.

Kita bisa berubah dan mendapatkan yang optimal, kita harus berjuang dan menghadapi tantangan. Begitupun untuk berubah menjadi lebih baik kita pasti butuh perjuangan. Berbuatlah yang terbaik semampu kita, jika kita berbuat baik, maka sudah bebuat baik kepada diri kita sendiri. Penghargaan, kebersihan, dan semuanya hanya efek yang kita dapatkan jika kita sudah melakukan yang terbaik. Semua harus diperjuangkan dan dijemput. Siapkah kita berjuang untuk menjemputnya…?. Jawaban itu ada pada diri kita sendiri. Menurut Alan Deutsehman (penulis majalah tasr company) ada tiga kunci untuk berubah.
1. Relate (menjalin hubungan)
Kita menjalin hubungan emosional yang baru dengan seseorang. Jika kita menghdapi sebuah situasiketika seorang bijak menganggap “tidak ada lagi harapan” atas situasi tersebut, kita memerlukan masukan dari orang-orang yang kelihatannya “ tidak bijak” untuk mengembangun kembali harapan dan meyakinkan bahwa kita bis aberubah dan berharap bahwa kita akan berubah.
2. Repeat (mengulangi)
Hubungan yang barusangat membantu untuk kita belajar, dan mengulangi kebiasaan-kebiasaan, serta keterampilan-keterampilanbaru yang kita butuhkan, hubungan baru memerlukan pengulangan-pengulangan yang terus-menerus. Sehingga pola-pola kebiasaan baru tersebut menjadi suatu yang otomatis dan lami. Hubungan baru membantu kita mempunyai guru atau memtor yang baik untuk memberikan panduan, keberanian dan arahan sepanjang jalan
3. Reframe (membingkai kembali)
Hubungan yang baru kita untuk belajar cara-cara berfikiryang baru mengenai situasi yang kita lami dalam kehidupan. Yang pada akhirnya kita dapat melihat dunia dengan cara yang yang sebelumnya terasa sangat asing dan tidak masuk akal hingga kita dapat berubah.
Menghubungkan, mengulangi, dan membingkai kembali pada awalnya terdengar sangat sederhana. ketiga contoh yang yang diungkapkan Alan Deutsehman merupakan konsep-konsep. Kita perlu untuk memulai dan mebangun teori perubahan. Perubahan dapat menunjukkan bahwa perubahan dapat terjadi bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Ketiga contoh di atas dapat juga merubah dala situasi-situasi yang terlihat sangat menakutkan. Mengubah sesuatu yang dicintai, suatu organisasi, bahkan profesi sekalipun. Buanglah rasa frustasi dan kegagalan yang berulang-ulang dan menyerah pad aide-ide yang tidak pernah lulus. Mulailah dalam hidup kita dengan perubahan yang dapat menjadikan kita mendapatkan hasil yang optimal. Artinya kita berfikir bahwa situasi yang kita hadapi tidak lagi memiliki harapan, biasanya da jlan keluarnya. Jalan keluar yang berbeda, kita sulit melihat jalan keluar tersebut, karena jalan keluar tersebut di luar kerangka berfikir kita. Bisa pula, kita berhenti meraba solusi-solusi baru karena kita telah mengalami demoralisasi oleh kesalahan-kesalahanamasa lalu. Akan tetapi, orang lain tahu bagaimana menyelesaikannya dan mereka bisa membantu. Ide ini adalah bahwa kita sering dibatasi oleh pemikiran bahwa kita berada dalam situsi dilemma yang tak punya harapan lagi, karena kita telah berhenti mencari orang-orang yang dapat mengajarkan kita menemukan jalan keluar. Jadi apakah kita ingin tetap hidup berada dalam keadaan kita tanpa adanya perubahan…? Atau siapkah kita untuk berubah…? Jawabannya…
Selengkapnya...

Cita Rasa Iman


Oleh: Ahmad Azaim Ibrahimy

"Telah mengecap cita rasa iman, siapa yang ridlo bahwa Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama pilihan, dan Muhammad sebagai utusan."
(HR. Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad)

Para salaf al-Shâlih, guru-guru kita yang sejati, setiap kali membaca atau mendengar hadits ini disampaikan, mereka akan segera menundukkkan kepala, menghayatinya lahir batin, merasakannya lahir batin, dan mengamalkannya lahir batin. Lidah dan bibir mereka terlihat mengecap, di saat ruh dan kalbu mereka menikmati "hidangan yang begitu lezat".
Menyatakan kerelaan diri bahwa Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama pilihan, dan baginda Muhammad saw. sebagai utusan, inilah "hidangan yang begitu lezat" bagi mereka pemilik cita rasa iman yang tinggi, cita rasa para nabi, orang-orang sholeh, dan para kekasih.

Jiwa seorang muslim sejati laksana sebuah rumah, ada interior dan eksterior yang harus dilengkapi sebagai nilai tambah keindahannya. Islam, ajarannya meliputi fisik dan psikis. Aspek psikis berdiri atas prinsip dzauq. Dengan dzauq seorang muslim dibimbing untuk cerdas memahami, cerdas membaca situasi, cerdas merasakan, dan cerdas memilih kebenaran secara pasti. Tidak tahawwur, sehingga mengakibatkan salah arah di persimpangan jalan.

Dzauq adalah perasaan yang telah dibimbing oleh kecerdasan tercerahkan (illumminated). Ia adalah qalbun salîm, hati yang sehat dari penyakit alpa dan nafsu tercela. Seorang yang telah menemukan manisnya iman dan mengecap kelezatan di setiap rasanya, dialah yang telah mampu menyatukan lahir dan batin, menyatukan jasad dan ruh, menyatukan aksara dan makna. Dialah pemilik kalbu yang telah menikmati kelezatan maknawi, sebagaimana nafsu yang telah menikmati kelezatan inderawi.


Hanya yang menyatakan rodliya billâhi robbâ, ridlo bahwa Allah sebagai Tuhan, dialah yang telah mengecap cita rasa iman sebenarnya. Karena ketika menyatakan kerelaan diri bahwa Allah adalah Tuhan, maka sebagai konsekuensi ucapannya – dengan sepenuh jiwa – dia menyerahkan diri kepada Tuhan, tunduk mematuhi hukum-Nya, dan pasrah berada dalam bimbingan-Nya. Dia pergi meninggalkan tadbîr (perencanaan) dan ikhtiyâr (pilihan) diri sendiri menuju tadbîr dan ikhtiyâr Allah Swt., hingga menemukan lezatnya hidup dan damainya kepasrahan.
Ketika dia ridlo bahwa Allah sebagai Tuhan, maka Allah pun ridlo kepadanya, rodliyallâhu 'anhum wa rodlû 'anhu. Dan ketika dia memperoleh keridloan Allah, maka Allah membimbingnya temukan kemanisan iman, agar mengerti betul makna anugerah yang telah diberi, dan agar mengerti betul makna ihsân yang Allah rezekikan kepadanya.

Ridlo kepada Allah tidak akan hadir kecuali bersama pemahaman
pemahaman tidak akan hadir kecuali bersama cahaya
cahaya tidak akan hadir kecuali bersama kedekatan
dan kedekatan tidak akan hadir kecuali bersama pertolongan-Nya
Subhânahu Wa Ta'âlâ

Wa bi al-Islâmi dînâ, dan ridlo bahwa Islam adalah agama pilihan, artinya ia ridlo terhadap sesuatu yang telah diridloi Allah Swt. dan terhadap sesuatu yang telah dipilih-Nya. Pilihan Allah Swt. adalah bahwa sesungguhnya agama yang benar itu Islam; siapa yang memilih agama selain Islam maka tidak akan diterima; dan Islam adalah agama yang telah Alloh pilihkan untuk ummat ini, maka janganlah mati kecuali sebagai seorang muslim sejati.
Ketika ridlo Islam sebagai agama pilihan, maka jiwanya merasa lezat dalam melaksanankan perintah dan merasa lezat dalam meninggalkan larangan, merasa lezat ketika berbuat amar ma'ruf dan merasa lezat ketika bertindak nahi munkar. Hatinya panas terbakar cemburu bila menyaksikan seorang atheis yang berdebat memasuki wilayah terlarang. Lalu dengan cerdas menembak tembus pikirannya dengan bukti-bukti, dan menumpas habis sampai ke akarnya dengan penjelasan-penjelasan

Wa bi Muhammadin rasûlâ, dan ridlo bahwa baginda Muhammad saw. sebagai seorang utusan. Ketika menyatakan baginda Muhammad saw. sebagai seorang utusan, konsekuensinya adalah berusaha menjadi kekasih yang setia mengikutinya, merasa lezat dalam mengkaji adab dan menteladani akhlaknya. Membuktikan diri sungguh- sungguh ber-ittiba' dengan berkata, berbuat, memilih, meninggalkan, menyukai, dan membenci apapun sesuai dengan yang telah diajarkannya, baik secara lahir maupun batin, dari ujung kepala sampai kaki.
Siapa yang ridlo Alloh sebagai Tuhan, berarti telah pasrah kepada-Nya. Siapa yang ridlo Islam sebagai agama pilihan, berarti telah siap mengamalkannya. Dan siapa yang ridlo baginda Muhammad saw. sebagai utusan, berarti telah sanggup mengikuti sunnahnya. Tiga pedoman yang tak boleh terpisahkan, lipatlah dengan rapi di dalam jiwa ini !

Allâhumma
putihkan warna niat ini
agar harumnya semerbak melati
damainya seindah musim semi
dan tulusnya sebening embun pagi

Allâhumma
anugerahkan akal nan cemerlang, kalbu nan gemilang
ruh bergelora kerinduan, dan dzauq tercerahkan

Allâhumma
anugerahkan kekuatan iman, kelembutan 'irfân
air mata berlinangan, dan tubuh ringan dalam penghambaan

Allâhumma
anugerahkan taqwa pandangan, taqwa pendengaran
taqwa ucapan, dan taqwa setiap perbuatan
Selengkapnya...

Nyantri di Sukorejo Karena Ingin dapat Barokah

Sebanyak 42 guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bondowoso, Malam Sabtu hingga Hari Ahad kemarin bertandang ke Pesantren Salafiyah Syafiiyah. Mereka mengadakan kegiatan nyantri semalam di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Kepala MAN Bondowoso, Drs. H. Imam Barmawi Burhan, mengatakan program itu memang seringkali diadakan masdrasahnya semenjak tiga tahun yang lalu. Tahun lalu, pihaknya berkunjung ke Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan.

Lebih lanjut H. Imam mengatakan, tujuan diadakan kegiatan itu untuk memantapkan kembali peran para guru yang memang mempunyai komitmen sebagai pelatih, pendidik, dan orang yang mendoakan murid. “Sebagai pelatih paling tidak kami bisa ikut pelatihan dan work shop, namun untuk mendoakan para siswa, kami harus mencontoh pesantren,”tukasnya.

Selain itu, kedatangan mereka ke Pesantren Sukorejo juga untuk memantapkan kembali nilai-nilai keislaman mereka. “Karena selama ini para guru bergelut dengan dunia formal, sekaranglah saatnya kita menyegarkan kembali pikiran,”tuturnya. Mereka juga ingin nilai lebih dari manfaat dan barokah khususnya bagi para siswa mereka. Karena diyakini bahwa pesantren dapat membuakan semua itu.

Sekedar diinformasikan, Madrasah Aliyah Negeri 1 Bondowoso menganut sistem seperti Pesantren Asuhan KHR. Ach. Fawaid, artinya antara siswa dan siswi terpisah. Baik tempat, sholat jamaah, kantin, parkir maupun musallahnya.

H. Imam juga menyatakan, hubungan antara MAN I Bondowoso dengan Pesantren Sukorejo tercipta sejak 30 tahun. Saat itu antara ujian siswa MAN I dengan siswa MA Sukorejo bersamaan, bahkan ijazah MA Sukorejo dikeluarkan oleh MAN I Bondowoso. Beliau juga berpandangan, Pesantren Rintisan KHR. Syamsul Arifin ini merupakan pesantren kebanggaan warga Bondowoso. Beberapa masyayih Pesantren Sukorejo sangat memperhatikan kesinambungan waktu. “Itu menjadi ciri khas Pesantren Salafiyah Syafiiyah,” Tukasnya.

Dalam pandangannya, Pesantren Sukorejo juga sangat mengutamakan kebersihan. Terlebih lagi, biaya hidup baik pendidikan maupun keseharian santri sangatlah terjangkau alias murah.(C12)
Selengkapnya...

MQ Putri Ujian Tahsinul Qiroa’h, BEM Tarbiyah Tata Boga

Setelah mengikuti Haflah Qiro’ati, Para Wisudawan Qiraatuna diarahkan untuk mengikuti tahsinul qiro’ah yang dibimbing oleh Ustdz Ni’matullah. Materi pembelajaran dalam tahsinul qiro’ah itu merupakan pendalaman Al-Qur’an yang dilengkapi dengan tajwid, tartil, fashohah dan makharijul huruf.

Hari Jum’at lalu, siswi tahsinul qiro’ah tersebut mengikuti ujian dengan tim penguji KH. Muzakki Ridlwan yang didampingi oleh Ustadzah Khotimatul Hasanah, dan Ustadzah Dias Margiati sebagai penaggung jawab ujian. Pelaksanaan ujian itu bertempat di wisma tamu MQ dengan 2 gelombang yaitu untuk Asrama MQ dan Asrama khusus Akbid. Ujian ini bertujuan untuk mengetahui batas kemampuan dalam pendalaman Al-Quran. Koordinator TPQ MQ, Faiqoh Ihsaniyah mengatakan, ujian itu dilaksanakan sebanyak 3 tingkatan dengan harapan peserta didik benar-benar tersaring.

Sementara itu, tidak hanya ahli dalam bidang mengajar, BEM Fakultas Tarbiyah Putri juga ahli dalam hal masak-memasak. Untuk mengisi kekosongan waktu selepas ujian semester, hari Hari Senin kemarin mereka sepakat menggelar kegiatan tata boga di Auditorium Putri. Dalam kegiatan tata boga kali ini seluruh Mahasiswa Tarbiyah kecuali semester akhir mengolah masakan berupa nasi goreng.

Pada ajang ini, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah diminta untuk kreatif dalam meracik dan mengolahnya. Pada kesempatan itu juga diumumkan pemenang dari kegiatan ini. Bertindak selaku dengan dewan juri Ustadzah Alawiyah. Nasi goreng yang memenuhi ketentuan kriteria yang ada adalah Mahasiswi Fakultas Tarbiyah semester 3, karena masakannya tergolong sangat enak dan kreatif meraciknya. Juara II diraih oleh Mahasiswa Tarbiyah semester I sedangkan Juara III diraih oleh Mahasiswi Fakultas Tarbiyah semester 5.(She)
Selengkapnya...

BEM Syariah Pelatihan Kewirausahawan, IAII Matangkan Tabloid

BEM Fakultas Syari’ah bekerja sama dengan OSIS SMK 1 Ibrahimy Malam Selasa mengadakan pelatihan kewirausahaan. Hal itu bertujuan agar panitia bazar dari masing-masing rayon dan organisasi mampu mengetahui tata cara berwirausaha yang baik. Pelatihan kewirausahaan tersebut bertempat di Auditorium Putri. Dengan mengangkat tema ”Konsep Dasar dalam Kewirausahaan”, kegiatan itu menghadirkan nara sumber H. Armoyu, MM. Pelatihan ini diadakan selama 2 malam, yakni Malam Selasa dan Malam Kamis. Untuk pelatihan berikutnya diisi dengan praktik berwirausaha.

Sementara itu Dalam rangka mewujudkan mahasiswa yang transformatif, inovatif, yang kaya akan kreasi dan informasi, Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Ibrahimy (BEMI), pada tanggal 24 Januari 2010 kemarin tepatnya dalam forum Audiensi Rektorat secara resmi membentuk lembaga otonom pers mahasiswa dalam bentuk tabloid. Terpilih sebagai Pimpinan Redaksi Putra, Ahmad Agus Surya Winata. Berhubung tabloid itu akan dikelola oleh Mahasiswa dan Mahasiswi IAII, maka pihak BEMI Putri pun ikut serta dalam membentuk susunan kepengurusan. Pada Malam Senin kemarin terpilih sebagai Pimpinan Redaksi Putri, Syifa Fajriyah. Tabloid itu bernama Suara Mahasiswa Ibrahimy. Tabloid itu terbit atas masukan dari berbagai pihak, salah satunya adalah pihak rektorat.(She)
Selengkapnya...

BEMI Putri Cetak Leader

Untuk melahirkan seorang pemimpin yang humanis dan religius, BEMI Putri mengadakan Pelatihan Pengkaderan Berjenjang dengan tema ”Mencetak Kader yang Humanis dan Religius”. Kegiatan itu terhelat sejak Hari Sabtu kemarin tepatnya di Aula Putri. Pelatihan pengkaderan berjenjang ini ada tiga tahap, tahap pertama yakni Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) meliputi materi keorganisasian, kepemimpinan, strategi perencanaan, analisa sosial, administrasi, teknik lobi dan negosiasi.

Tahap kedua Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) dengan materi analisa wacana, manajemen isu, manajemen konflik, manajemen aksi, scientific problem solving dan advokasi. Tahap ketiga Training of Training (TOT) dengan materi setting forum, komunikasi public dan pemasaran ide, manajemen partisipatoris, fasilitator dan teknik evaluasi. Pelatihan pengkaderan berjenjang ini dihelat selama 10 hari mulai Hari Sabtu tanggal 30 Januari 2010 sampai dengan hari kamis tanggal 11 Februari 2010 mendatang. Pada pelatihan ini, menurut Ketua Panitia, Umi Kultsum akan memilih peserta terbaik dan teraktif yang mampu menjadi seorang leader, pemimpin.

Sedangkan Malam Senin kemarin, Badan Eksekutif Mahasiswa Ibrahimy Putri membentuk kepengurusan Fuji (Forum Jurnalistik Ibrahimy) yang baru. Forum itu merupakan salah satu program kerja baru BEMI dibawah naungan Koordinator UKM. Sekedar tahu, FUJI lahir pada Hari Jum’at, tanggal 07 Agustus 2009. Fuji terbentuk atas kesepakatan, baik BEM, OSIS SMA dan OSIS SMK 1 Ibrahimy. Terpilih sebagai Ketua Fuji Syifa Fajriyah. (She)
Selengkapnya...

ESA Pesta Perpisahan

Malam Jum’at kemarin, seluruh anggota English Student Asosiation (ESA) yang mengikuti kursus telah menyelesaikan masa kursusnya. Dalam merayakan keberhasilannya menjalani kursus selama tiga bulan, mereka mengadakan pesta perpisahan (Farewell Party). Dalam acara pesta perpisahan tersebut, mereka yang dinyatakan lulus langsung dianugrahi sertifikat malam itu juga. Dari 117 anggota kursus, hanya 81 anggota yang berhak menerima serifikat atau dinyatakan lulus. Sisanya harus menjalani kursus lagi. Menurut Ketua ESA, Saiful Islam, mereka yang berhak menerima sertifikat harus aktif mengikuti kursus. Menurutnya, bagi anggota yang tidak mengikuti kusus selama empat kali, maka yang bersangkutan tidak berhak menerima sertifikat atau dinyatakan tidak lulus.

Sementara itu, para pengurus ESA pada minggu-minggu ini disibukkan dengan rehab ruang kursus. Rehab yang meliputi, ruang pengurus, ruang komputer dan ruang kursus itu didesain dengan desain Amerika. Mulai dari tulisan-tulisan dinding, warna cat sarat dengan makna Amerika. Bahkan di beberapa tempat sekitar ruangan kursus terdapat bendera dan bangunan-bangunan yang ada di Amerika. Saiful Islam mengaku, tujuan dari desain Amerika tersebut agar peserta kursus merasakan Athmosfer Amerika. Dengan desain tersebut peserta diarahkan seolah-olah berada di Negara Paman Sam, Amerika. (Aaz)
Selengkapnya...

Rame-rame Adakan Class Meeting

Mulai Hari Senin kemarin OSIS SMA Ibrahimy menggelar acara “Class Meeting”. Dengan mengangkat tema “Expart Castils”, (Expresikan Art and Skill Mu Lewat Kerajaan Gens SMAI)” kegiatan itu bertujuan untuk mengisi kekosongan setelah para siswi menjalani ujian semester ganjil. Ketua Panitia, Aisyah menjelaskan, lomba dalam acara class meeting ini beraneka ragam, hari Senin kemarin dimulai dengan lomba cerdas cermat, kemudian dilanjutkan pada hari Selasa lomba Dramor (Drama Humor) dan lomba kebersihan kelas.

Hari Rabu digelar lomba singer class dan tranfusi H2O serta Hari Kamis diisi dengan lomba debat publik, Maduk (Majalah Duduk), Pro-Las dan Misteri 2 cincin. Selain mengisi kekosongan, class meeting ini juga dijadikan ajang mengembangkan bakat dan kreasi Siswi SMA Ibrahimy. Untuk memeriahkan acara class meeting OSIS SMA Ibrahimy tidak hanya saja berunjuk kebolehan melalui ajang perlombaan, tetapi juga mengadakan bazaar makanan kecil-kecilan berupa roti bakar kelulusan, ayam tusuk kesuksesan dan es tong-tong kejayaan. Malam penutupan akan digelar pada Hari Sabtu. Dalam kegiatan itu rencananya panitia akan membagikan hadiah. Kegiatan itu bernama “The Night of Inaguration”. Pada malam penutupan ini pun akan diumumkan pemilihan siswi teladan program IPA dan IPS.

Beda halnya dengan Pengurus Osis SMK 1 Ibrahimy, mereka mengisi kekosongan waktu dengan PAKSI (Pekan Seni SMK 1 Ibrahimy). Dengan mengusung tema “Warnai Dunia dengan Gemerlap Seni SMK” berbagai ajang perlombaan dipertunjukkan dalam kegiatan yang dimulai Hari Rabu sampai Hari Jum’at tersebut. Diantara lomba yang digelar antara lain, lomba tarik tambang dengan bermain lumpur, lomba memasukan paku ke dalam botol, lomba gigit koin dan lomba memasukan benang ke dalam jarum dengan memakai kacamata kerucut.

Osis SMP 1 Ibrahimy tidak mau ketinggalan, class meeting yang digelar terbilang cukup sederhana. Para Pengurus Osis hanya menggelar ajang perlombaan cerdas cermat, parade puisi, telling story dan tartil. Hal ini dilakukan tidak lain hanya untuk mengasah kreatifitas siswi SMP 1 Ibrahimy dan dijadikan ajang untuk menyeleksi para siswa yang berbakat. (She)
Selengkapnya...

Serentak Adakan Raker

Pasca pemilihan pimpinan, Iksass Rayon NTB pada Hari Jum’at pagi kemarin mengadakan Rapat Kerja (Raker). Raker yang berlokasi di salah satu ruang kuliah Ma’had Aly itu dihadiri oleh semua Pengurus Rayon NTB. Masing departemen mulai memaparkan program kerja selama periode kepengurusan mereka. Selain itu juga, di penghujung acara Raker, mereka membentuk kepanitiaan lomba Maulid. Koordinator Departemen Kaderisasi, Moh. Suhaimi, didapuk sebagi ketua panitia.

Pada hari yang sama, setelah melakukan sidang komisi selama dua malam, Iksass Rayon Raas juga mengadakan Raker. Seperti biasa koordinator dari masing-masing departemen pun memaparkan program kerjanya. Ketua Rayon Raas, Zinurrosid menghimbau, agar semua pengurus rayon selalu konsis menjalankan program kerja yang telah dibuat. Kegiatan serupa juga dilaksanakan oleh Sub Rayon Lombok Tengah pada Malam Minggu kemarin. Lokasi Raker Bumi Tatas Tuhu Trasna tersebut bertempat di Madrasah sebelah timur Auditorium Putra.(Aaz)
Selengkapnya...

Ari Sihasale Tertarik Filmkan Santri


Dunia pesantren dan keragaman pola kehidupan santrinya tampaknya membuat kesemsem produser film nasional, Ari Sihasale untuk diangkat dalam layar lebar. Seperti halnya “Denias”, “King”, “Garuda di Dadaku” dan film-film lainnya yang bergenre edukatif dan bernuansa perjuangan anak-anak pedalaman dalam mendapatkan hak-hak pendidikan, nuansa kehidupan ala pesantren pun membuat suami artis Nia Zulkarnaen itu tertarik mengangkat kehidupan santri ke layar bioskop.

Ditemani isteri tercinta dan tim kratifnya pria bernama lengkap Juharson Estrella Sihasale yang akrab disapa Ale itu, Jum’at kemarin berkunjung ke Pesantren Sukorejo dalam rangka melakukan survey lokasi dan pola kehidupan santri-santri Salafiyah serta beberapa hal yang dinilai menarik dan memiliki nilai kekhasan dan keunikan. Tak ayal asrama santri khas Sukorejoan yang memiliki bungker pun menjadi perhatian dan daya tarik tersendiri bagi produser Alenia Production itu. Tidak hanya itu, lalu-lalang santri yang menjinjing dan menggendong pakaiannya yang selesai dicuci di sungan Bindung pun menjadi pemandangan yang selalu dijebret aktor watak itu.

Mengapa tertarik pada kehidupan santri? “Selama ini kesan yang saya tangkap bahwa kehidupan dunia santri dan pesantren itu memiliki ciri khas tradisionalitas dan keunikan tersendiri. Kesan tradisional banget itu yang ingin saya telusuri. Masalahnya justeru banyak tokoh dan pemikir di negeri ini yang latar belakangnya santri. Ada kesan kontradiktif yang selama ini saya pahami. Itu sebabnya saya sangat tertarik membuat film tentang anak muda bernama santri,” paparnya.

Untuk mewujudkan mimpinya, pria kelahiran Tembangpura, Papua, itu merencanakan sekitar bulan April nanti akan dilakukan casting atau pemilihan pemain untuk menjadi aktor, aktris dan figuran untuk membintangi film yang scenario dan penulisan skripnya tengah dibuat itu. Apa santri Sukorejo ada peluang menjadi pemainnya? “O ya, justeru kita akan melakukan casting kepada para santri di sini. Nanti tim pencari bakat kami akan ke sini untuk mencari bibit pemain film. Siapa tahu santri di sini ada yang berbakat,” tukasnya. (fawzy alco)
Selengkapnya...

Brosur Santri Baru

Jumlah Pengunjung

Website counter
 

Tamu Pesantren

Mubes Iksass VIII di Jember

Tamu Pesantren

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah