Kewajiban Menjaga Kesehatan

”Kesehatan tercipta, karena adanya kebersihan. Kalau sehat tergolong fardlu ain --kewajiban individual-- maka menjaga kesehatan badan pun termasuk fardlu ain pula. Dengan demikian, kebersihan pun tergolong wajib pula hukumnya”.

Begitulah dawuh Kiai As’ad, sebagaimana dalam buku ”Percik-percik Pemikiran Kiai Salaf”. Kiai As'ad amat menekankan kebersihan kepada para santri. Hadits "Annadhafah min al-iman, kebersihan termasuk sebagian dari iman"; harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tidak sekedar slogan dan penghias dinding belaka. Dalam pandangan Kiai As'ad, kebersihan tergolong fardhu 'ain. Mengapa? Karena kebersihan merupakan pangkal kesehatan. Dan tugas pertama orang yang menuntut ilmu adalah menjaga kesehatan. Karena itu --dalam pandangan beliau-- kiai wajib mendirikan Puskesmas. (sah)
Selengkapnya...

Kisah Hodri, Alumni yang Menjadi Hakim


Santri Biasa yang Aktif di Organisasi


Hodri, salah seorang santri Sukorejo, terbilang bernasib baik. Setelah lulus Fakultas Syari’ah, ia mencoba mengadu nasib menjadi hakim. Ternyata, diterima. Sekarang ia bertugas di Pengadilan Agama Ketapang Kalimantan. Berikut penuturannya kepada Salaf:

Layaknya orang kebanyakan, saya juga ketika telah resmi menjadi salah satu wisudawan Institut Agama Islam Ibrahimy Sukorejo Situbondo merasa bingung dan sedikit skeptis dengan gelar dan predikat kesarjanahan S1 Syari’ah yang saya tempuh kurang lebih 4 tahun lamanya.

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo populer dengan pesantren yang sarat dengan nuansa barokah, itu yang -paling tidak- harus bisa dibuktikan oleh jebolan alumnus salafi tercinta ini ketika sudah pulang ke kampung halaman.

Selama di pondok saya tergolong santri yang biasa, layaknya santri yang lain, saya tidak termasuk kutu buku yang selalu bergelut dengan berbagai kitab atau referensi dan pula saya tidak tergolong orang yang study oriented, dengan segudang prestasi.

Namun demikian, sebagai seorang santri yang masuk pesantren pada tahun 1999 silam, dan menjadi mahasiswa di Fakultas Syari’ah jurusan mu’amalah pada tahun 2002 dituntut untuk beradaptasi dengan kultur dan budaya pesantren, serta mematuhi segala tata tertib dan aturan pesantren. Selama Mahasiswa, sejak awal saya memilih bergelut dengan dunia organisasi, baik di BEM atau di IKSASS, sehingga porsi untuk belajar secara intens mungkin terbagi dengan kesibukan organisasi. Meski tak banyak andil dan kontribusi terhadap pesantren, pada tahun 2004 saya dipercaya untuk menjadi Presiden BEM-FS yang kemudian setelah itu dipercaya juga untuk menjadi Sekum PP. IKSASS

Pada akhir Desember 2006 secara riil saya meninggalkan pesantren tercinta (kurang lebih 7 tahun di Pesantren), belum punya asa dan tujuan yang jelas. Ternyata benar, sesampainya dikampung halaman, hanya rasa kalut yang menyelimuti diri. Namun saya tetap berusaha untuk tegar dan optimis, karena satu keyakinan saya bahwa pondok pesantren salafiyah syafi’iyah adalah pesantren yang memiliki dimensi perbedaan dengan pesantren lain, yakni aroma barokah yang menjadi ciri khasnya.

Saya memaknai barokah bukan pada tataran pasif, barokah itu bisa kita raih apabila ada sikap dan tindakan yang pro aktif, bukan hanya menunggu sembari berpangku tangan. Oleh karena itu, sepekan ada dirumah, tanpa sepengetahuan orang lain, -bahkan orang tua saya sendiri- saya memberanikan diri untuk melayangkan surat lamaran (untuk mengabdikan diri pada Negara) ke Pengadilan Agama Negara Bali, yang kebetulan letak kantornya hanya berkisar 500 m dari rumah saya, kalau nantinya saya diterima, paling tidak bisa menyelamatkan status sebagai sarjana dengan membawa nama besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah.

Kala itu tanggal 3 Januari 2007, dengan wajah penuh harap, saya langsung menuju bagian umum PA. Negara, meski dengan sedikit rasa malu, akan tetapi saya selalu mencoba untuk tenang, “ah dulu dipondok juga sering keluar masuk birokrasi, ngajukan proposal cari dana kegiatan organisasi, kenapa harus malu”, gumam saya seraya menghibur diri.

Ketika surat sudah resmi masuk dan telah berdisposisi, saya diperkenankan untuk meninggalkan ruang kerja bag. Umum yang waktu itu saya diterima langsung oleh Kaur Umumnya untuk menunggu kabar selanjutnya.

Setiba dirumah, perasaan tak menentu masih menggelayuti hati, namun rasa optimis masih tetap terpatri, masih lekat dalam ingatan saya pesan para ustadz waktu duduk di bangku kelas IV MISSPa, bahwa dengan “keyakinan” kuat, insya Allah kita dapat meraih apa yang kita impikan, “Kullu man lam ya’taqid, lam yantafi’, “ tutur ustadz kala itu sambil memperlihatkan Nadzam Imrithy dan Nazdam Maqsud.

Gayung bersambut, beberapa hari kemudian, telephone rumah berdering dan perasaan berkata “ini telephone dari PA”, ternyata betul, saya di panggil Ketua Pengadilan Agama Negara untuk menghadap pada hari jum’at tanggal tanggal 5 Januari 2007. (Bersambung)
Selengkapnya...

Doktrin yang Tak Mendidik (Refleksi Pasca Pilbup Situbondo)

Oleh: Ihsan Basri

Adalah suatu hal yang wajar, apabila sampai pada hari ini umat Islam di Situbondo masih bertengkar mempermasalahkan status Pemilukada yang dihelat 22 Juni lalu. Dalam proses pemilukada tersebut memang ditengarai banyak kecurangan dan design persaingan tidak sehat yang mencederai dan melukai keabsahan keberlangsungan Pemilukada .
Dari berbagai kalangan menjustifikasi bahwa kebenaran adalah mutlak milik kelompok dan golongan masing-masing, diluar itu salah dan sesat. Tapi yang perlu dilakukan oleh masyarakat adalah melakukan skala perbandingan sehingga menemukan titik ketimpangan dari golongan-golongan yang merasa benar. Karena dunia ini selalu dihuni oleh dua dimensi kekuatan hitam dan putih. Salah dan benar. Jahat dan baik.
Masyarakat pasti bertanya-tanya, lalu sampai seberapa jauh Situbondo akan dibawa kepada pertarungan panjang yang melelahkan ini? Haruskah fanatisme dan kebutaan pemikiran senantiasa melingkupi hati kita? Sehingga kita harus menjadi bulanan semata mencemari kesucian roh, dan mencampakkan kebenaran dengan cara doktrin pembelaan diri? Diberbagai tempat, masyarakat kita memang masih sangat patnerlistik, tapi di tempat yang lain cara berpikir masyarakat sudah mengalami perubahan dari pola pikir bersifat konserfativisme menuju rasionalisme. Hai ini disebabkan karena tingkat pendidikan masyarakat sudah mengalami kemajuan, sehingga sesuatu yang bersifat supra rasional dan sulit dijangkau akan ditolak.
Pendewasaan politik terhadap masyarakat tidak selayaknya dilakukan dengan cara anarkis apalagi dengan menyodorkan janji akhirat, dimana tidak satupun insan di bumi Situbondo ini mengetauhi terhadap warna surga beserta gemerlap keindahannya secara empirik. Penulis bukan tidak mau percaya gaib dan kemungkinan, tapi penulis hanya ingin mencoba mengklarifikasi melalui jalan syariat, bukan thorikat. Sehingga untuk mengidentifikasi salah dan benar adalah aturan norma atau hukum syariat. Jabatan bukanlah tujuan, melainkan sarana. Oleh karena jabatan merupakan sarana, maka pergunakanlah dengan baik agar tujuan bisa diraih dengan sempurna. Proses yang mesti dilaluipun harus bersih tanpa noda hitam. Meminjam bahasa KH. Afifuddin Muhajir “jika yang putih benar-benar putih maka yang putih akan menang”.
Jumlah elektabilitas suara bukanlah satu-satunya refrence kemenangan dalam ajang pemilu, karena istilah menang ketika ditarik pada kondisi riil dalam konteks pemilu, maka menang dapat dipahami dalam dua tafsir. Pertama kemenangan yang bersifat substantive. Dan Kedua kemenangan yang bersifat normative. Menang secara normative adalah kemenngan yang mendapatkan elektabilits suara terbanyak dan ditetapkan oleh KPU berdasarkan penghitungan manual. Sementara menang secara substantive adalah kemenangan yang sifatnya hakiki. Ia bisa saja kalah tapi pada esensinya menang.
Dikutip dari fatwa KH. Ach. Fawaid As’ad dalam pertemuan rutin dengan kepala kamar di Aula Putra “Pemilu apapun bagi saya adalah perlombaan, pertandingan. Ada kalah ada menang. Kalian tidak perlu memikirkan saya, apakah saya sedih atau menangis. Saya tidak sedih dan menangis karena kalah dalam pemilihan, melainkan yang saya tangisi adalah karena saya telah merasa kalah dalam membina ummat”.
Menurut beliau, ada banyak bentuk kecurangan dalam peilukada Situbondo, di antaranya adalah tindakan struktural secara massif dilakukan, maraknya money politik dan intervensi pemerintah setempat. Dan yang paling beliau sesalkan adalah Situbondo sebagai kota santri telah terkontaminasi dengan hal-hal yang berbau materi. Masyarakat mulai berpikir pragmatis dan materialistis. Intervensi itu bisa melalui power sharing (pembagian kekuasaan), finance (keuangan), black mail (ancaman), dan devide at impera (politik pecah belah).
Arah demokrasi di Situbondo sudah mulai hilang. Liberal democracy yang dianut oleh Negara kita tidak dibentengi dengan sistem yang baik. Money politik telah menjadi komsumsi pokok empat tahunan masyarakat. Anehnya, doktrin ukhrawi dengan masuk surga itu disampaikan sambil lalu menjalankan money politik.
Pendek kata, mereka yang melukai dan mencederai keabsahan proses pemilukada berarti hanya menginginkan dan mengejar jabatan dengan menghalalkan segala cara. Sebaliknya mereka yang berani menyuarakan kebenaran berarti menginginkan penataan kehidupan masyarakat lebih bak (better ordering of society).
Perbedaan adalah suatu hal yang wajar, tapi perbedaan seharusnya tidak dijadikan sekat dalam mengembangkan rasa kebersaudaraan.

(Pemimpin Redaksi Majalah Adiras)
Selengkapnya...

Pesantren Sukorejo Dibidik Indosiar

PT Indosiar Visual Mandiri, sebuah stasiun telivisi nasional baru-baru ini memilih Pesantren Sukorejo sebagai pesantren yang berprestasi. Selama 2 hari berturut-turut, mulai 19 hingga Indosiar akan mengadakan liputan ke pesantren asuhan KHR. Ach. Fawaid itu. Mereka akan membidik profil pesantren dan berbagai macam kegiatan santri, baik di luar maupun di dalam kelas. Demikian juga dengan ibadah keseharian santri. Pihak Indosiar juga akan membidik arsitektur bangunan pesantren serta akan mewawancarai sejumlah pimpinan dan pengurus ma’had.

Djoko Sulistyono, Produser kegiatan mengatakan, pihaknya akan menayangkan hasil liputan itu dalam program “Muhibah Pesantren”. Penayangannya akan dilakukan selama bulan Ramadlan mendatang. Dengan demikian dia berharap, agar masyarakat luas dapat mengenal pesantren Sukorejo. Sehingga nantinya, para orang tua akan lebih mempercayai pesantren untuk menitipkan putra-putri mereka. Dalam hal itu, beberapa Santri Salafiyah Syafiiyah yang berprestasi dan mempunyai kemampuan bercerita dipercaya menjadi presenter acara dalam tayangan itu.

Sementara itu, untuk mempersiapkan hal itu, Kabag Humas P2S2, Drs. Hasan Fauzi Alco, M. PdI, Malam Jumat kemarin mengumpulkan beberapa pengurus pesantren. Hadir dalam rapat yang bertempat di ruang Sekretaris Pesantren itu, Kabag Kepesantrenan, M. Sholeh Az-Zahrah, KTU Bidang Usaha, Jauhari Yasin, S. Ag., Kasubag Ubudiyah, Kabag Pendidikan Non Formal, Kabag Pendidikan Agama, Kasubag Ekspos dan Penerbitan serta Kasubag Protokoler.

Sekedar diketahui, Indosiar adalah salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Stasiun televisi ini beroperasi dari Daan Mogot, Jakarta Barat pertama mulai sejak tahun 1994. Indosiar didirikan dan dikuasai oleh Grup Salim melalui PT Indosiar Karya Media Tbk yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, Diresmikan sejak tanggal 1 Januari 1995 di Jakarta, Kemudian dipindahkan dan diresmikan peluncurannya sejak tanggal 11 Januari 1995 di Jakarta.

Dalam siarannya, Indosiar banyak menekankan kebudayaan. Salah satu program kebudayaan yang selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan wayang pada malam minggu. (C12)
Selengkapnya...

Iksass Pusat Adakan TOR

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan Ramadhan, mulai pada Hari Kamis sampai Hari Jum’at ini, Pengurus Iksass Pusat mengadakan kegiatan Training of Ramadhan (TOR). Menurut Ketua Panitai kegiatan, Arif Rahman, kegiatan itu dikhususkan kepada panitia inti Ramadhan yang meliputi Ketua, Sekertaris dan Bendahara Panitia. Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut adalah Tehnik Lobi dan Negosaisi, Tehnik Pelaporan, Tehnik Penggalian Dana dan Tehnik Mobilisasi.

Menurut Ketua Umum Iksass Pusat, Moh. Syafii, S. PdI, kegiatan TOR itu bertujuan memberikan pembekalan kepada semua Panitia Ramadhan. Menurutnya, jika panitia tidak dibekali terlebih dahulu, dikahawatirkan mereka tidak bias melakukan kegiatan sebagaimana mestinya.

Sementara itu pada tanggal 24 Juli mendatang, Pusat Iksass mengagendakan Orientasi Pengenalan Pesantren (OP2) tahap pertama
Selengkapnya...

OSIS SMP 1 Ibrahimy Briefing Siswa

Orientasi Siswa Baru Ibrahimy (OBSI) telah dilaksanakan oleh OSIS SMP Ibrahimy Putri. Kegiatan yang berlangsung mulai Hari Minggu itu berakhir Malam Rabu kemarin. Seperti biasa, kegiatan itu diisi dengan penyampaian materi, diantaranya materi tentang Tatakrama siswa oleh Muzaiyana, S.Ag, peraturan pesantren oleh Haliyatun Nisa’, S.Ag, Pengembangan diri oleh Dra. Zumrotun Nisa’, Program dan Cara Belajar oleh Siti Nur Aisyah, S.Ag serta Wawasan Wiyata Mandala dengan nara sumber oleh Rukniya, S.Ag.

Ketua Panitia, Amelia Dwi Imanda menjelaskan, untuk puncak acara bertempat di halaman sekolah selatan. Dalam acara itu diisi dengan renungan malam serta pengumuman Peserta The Best Ten.
Semetara itu SMP Ibrahimy 1 Putra juga menggelar acara serupa. Acara itu digelar selama tiga hari mulai Hari Sabtu sampai dengan Hari Senin kemarin. Menurut, Ketua Panitia Kegiatan, Muhammad Ali Mudhari, kegiatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh siswa baru SMP Ibrahimy 1. Menurutnya, dalam kegiatan yang diberi nama OSBI itu terdapat rangkaian kegiatan yang akan menambah wawasan berfikir siswa baru, dari cara berfikir anak-anak beralih ke remaja.
Dalam kegiatan itu juga diagendakan kegiatan game edukatif. Kegiatan itu bertujuan mempererat tali persahabatan dan solidaritas antar siswa baru. Titik tekannya adalah kebersamaan, dan tentunya saling kerja sama. Kepala Sekolah SMP Ibarahimy 1, Umar Hasan, M.Pd.I, dalam sambutannya mengharap, agar momentum itu dijadikan langkah awal yang baik. Beliau juga menghimbau kepada pegurus OSIS SMP Ibarahimy, agar dalam kegiatan tersebut, jangan sampai dijadikan sampai terjadi kekerasan dan sebagai alat untuk mempermainkan siswa baru. Harus lebih terfokus ke pengenalan lembaga. (Sudarsono Alhas/Syifa Fajriyah)
Selengkapnya...

Fakultas Ujian, Akademi PKL

Mulai Hari Senin kemarin, mahasiswi IAII menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) semester genap. Sebagaimana biasa masing-masing fakultas tidak serempak mengakhiri waktu ujiannya. Untuk Fakultas Syari’ah pada Hari Kamis kemarin mengakhirkan ujiannya Sedangkan Fakultas Dakwah tepat pada Hari Minggu mengakhiri ujian. Fakultas Tarbiyah mengakhiri ujian paling akhir yakni pada Hari Senin kemarin. Berdasarkan penuturan dari masing-masing staff dilingkungan IAII Putri, peserta UAS mahasiswa Fakultas Syari’ah berjumlah 41 peserta, Fakultas Dakwah sebanyak 28 orang sedangkan peserta UAS paling banyak adalah Fakultas Tarbiyah yang berjumlah 159 orang.

Sementara itu, pada Hari Senin kemarin Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Ibrahimy (AMIKI) memberangkatkan peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL). Terlebih dahulu mereka mengikuti pelepasan oleh direktur AMIKI. Para peserta PKL disebarkan ke berbagai Instansi di daerah Situbondo, salah satunya di Radio Bhasa FM, Dinas Koperasi, Dinas Kependudukan, Dinas Pendidikan, Dinas Cipta Karya, BKD dan KPU Situbondo. Kegiatan itu akan berakhir pada tanggal 09 Agustus mendatang.(She)
Selengkapnya...

Ikhlas Berbuat

“Santri saya --sebenarnya umum-- anak siapa saja, berada di mana saja dan dalam kondisi apa saja, pasti selamat dan jaya; asalkan dia jujur, giat, dan ikhlas,” begitulah salah satu wasiat KHR. As’ad Syamsul Arifin buat para santri Sukorejo.
Dengan demikian, menurut Kiai As’ad, ikhlas termasuk kunci sukses seseorang. Kharisma seseorang bisa pula merupakan pancaran dari sikap tawadlu dan ikhlasnya. Tawadlu dan Ikhlas, memang sulit dipisah-pisahkan. Implikasi dari sikap ikhlas ini, akan menimbulkan sikap tawadlu, sebuah sikap rendah hati. Ikhlas memang amat penting, terutama dalam kajian-kajian ilmu tasawuf. Ikhlas merupakan suatu maqam yang harus dilalui oleh seorang salik dalam perjalanannya menuju Allah. Bahkan ikhlas ini adalah maqam yang paling dekat untuk mencapai ma’rifat kepada Allah.
Begitu pula dalam melakukan aktifitas dakwah, ikhlas ini amat signifikan. Mengapa? Sebab Ikhlas merupakan landasan diterimanya suatu amal, menjamin keberhasilan, aktifitas akan semakin kokoh, jalan kian membentang, dapat menyingkirkan segala rintangan, serta menyebabkan mendapat taufik dan pertolongan Allah.
Para shahabat pernah menanyakan makna ikhlas kepada Nabi Muhammad SAW. Kanjeng Nabi menjawab: Saya (pernah) bertanya kepada Malaikat Jibril, apakah ikhlas itu? Malaikat Jibril berkata; saya bertanya kepada Tuhan, apakah ikhlas itu? Maka Tuhan pun menjawab; ikhlas ialah rahasia dari rahasia-Ku, yang aku titipkan pada hati orang yang Aku cintai di antara hamba-hamba-Ku.
Ikhlas merupakan suatu perbuatan membersihkan dan memurnikan hati, dari sesuatu selain Allah. Jangan heran bila ikhlas tergolong sebuah rahasia dari beberapa rahasia Allah. Karena itu, menurut Nabi, apabila seseorang selama empat puluh hari mampu berbuat ikhlas, maka hatinya akan memancarkan sumber-sumber hikmah, melalui lidahnya (sah)
Selengkapnya...

Sukorejo Akan Gelar Konser Religi

Pada akhir Juli nanti, Pondok Pesantren mempunyai gawe besar, hasil kerjasama dengan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama. Acara tersebut berupa “Pengembangan Sumberdaya Pesantren dan Konser Religi Menjelang Ramadlan”. Pondok Pesantren Sukorejo termasuk pesantren yang dipercaya untuk mengadakan acara tersebut.

Menurut Kabag Humas Pondok Pesantren Sukorejo, Drs. Hasan Fawzy Alco, M.PdI, kegiatan Pengembangan Sumberdaya Pesantren dan Konser Relegi tersebut, dikemas dalam empat bentuk kegiatan. Pertama, worshop penulisan kreatif santri. Kegiatan yang dilaksanakan Senin pagi, tgl 26 Juli ini untuk menggali dan mengembangkan potensi kreatif santri dalam bidang tulis-menulis. Para santri akan dibekali tentang teknik penulisan sastra kreatif, cara membuat novel, dan teknik menulis karya ilmiah popular. Narasumber worshop tersebut adalah Garin Nugroho, salah seorang sutradara kenamaan dari Jakarta, tim dari penerbit Matapena Yogyakarta, dan tim dari penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Acara kedua, Pentas Seni Santri. Acara yang akan dilaksanakan malam Selasa, 26 Juli merupakan final lomba kesenian yang diselenggarakan panitia imtihan. Sedangkan yang menjadi juri pentas seni ini, Dr. Al-Zastrouw Ngatawi (ketua Lesbumi dan pemimpin Ki Ageng Ganjur dari Jakarta), Garin Nugroho, dan beberapa artis Lesbumi.

Peserta Pentas Seni Santri ini adalah group kesenian yang berada dibawah naungan Iksass. Mereka akan menampilkan deklamasi puisi, teaterikal puisi, syiiran, dan drama. Para pemenang dalam pentas seni ini akan ditampilkan ketika konser religi.

Acara ketiga, Dialog Kebangsaan dan Kebudayaan. Narasumber dialog tgl 27 Juli ini adalah Dr. Al-Zastrouw Ngatawi , Garin Nugroho, Evi Tamala, Ratna Listy (artis dan presenter RCTI), Widi (vokalis Hello Band), dan beberapa artis Lesbumi lainnya.

Acara ketiga, merupakan acara puncak yaitu konser religi. Acara ini akan ditempatkan di lapangan Rong Laok dan akan dihadiri masyarakat umum. Konser religi ini akan menampilkan Group Seni Ki Ageng Ganjur, Al-Badar, dan juara kreasi seni santri. Masyarakat akan dihibur oleh para artis Lesbumi. Mereka juga akan diberi taushiah agama oleh KH. Nuril Huda dari Jawa Tengah.

Menurut Fauzi Alco, kegiatan Pengembangan Sumberdaya Pesantren dan Konser Relegi ini bertujuan untuk menggali dan mengembangkan potensi kreatif para santri serta membekali para santri dengan berbagai ketrampilan alternative dalam dunia tulis menulis ilmiah popular dan seni sastra-fiksi kreatif, Menggali dan mengembangkan potensi kesenian yang ada dipesantren dan masyarakat.

Di samping itu untuk menjadikan pesantren sebagai pusat pengembangan seni dann budaya yang lebih estetik namun tetap memiliki nilai dan moral religius dan meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan santri dan kiai untuk menghindari berkembangnya pemahaman agama yang kering, kaku dan eksklusif. (syamsul a hasan)
Selengkapnya...

Nasihat Kepemimpinan dari Al-Bashri


Oleh Khairuddin Habziz, M.H.I

Disebutkan di dalam beberapa literatur kepemimpinan Islam, bahwa setelah Umar Ibn Abd. Aziz, RA dilantik menjadi seorang khalifah, beliau menemui Imam Hasan bashri RA. Adapun maksud kedatangannya tak lain hanya untuk meminta nasihat agar kelak bisa menjadi pemimpin yang adil, jujur, amanah serta bertaqwa kepada Allah SWT.
Berikut beberapa nasihat berharga yang tertuang dalam sepucuk surat yang beliau kirimkan kepada sang khalifah;

1. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu ibarat seorang pengembala kambing. Dia akan berusaha keras untuk menggiring hewan ternaknya ke padang rumput yang subur agar terjamin makan dan minumnya. Dia juga akan berupaya sekuat tenaga untuk melindungi hewan ternaknya dari marabahaya bahkan dari sengatan terik matahari sekalipun.

2. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu ibarat seorang ayah yang dengan tulus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Dia selalu merawat dan mendidik mereka sedari kecil hingga dewasa. Dia juga siap memberikan perlindungannya sepanjang hayat dan bahkan rela mewariskan seluruh hartanya kepada anak-anaknya setelah ia wafat.

3. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu adalah ibarat seorang ibu yang telah berlapang dada melahirkan anak anaknya diatas kepayahan dan penderitaan, menyusui mereka selama dua tahun dan dia pun rela terjaga disetiap malam demi tangisnya. Dan alangkah mulianya dia akan bersedih sebelum mereka bersedih, namun ikhlas menikmati kebahagian dikemudian hari setelah mereka terlebih dahulu bahagia.

4. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu ibarat seorang pengasuh anak yatim.Dia menerima wasiat dan amanah langsung dari sang ayah menjelang kematiannya seraya bersedia dengan sepenuh hati untuk melaksanakannya. Dia berkometmen untuk melindungi jiwa dan hartanya dari kebinasaan.

5. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu adalah ibarat hati nurani yang bersemayam di dalam jiwa. Jika hati itu baik maka sehatlah seluruh tubuhnya, namun jika hati itu rusak maka sekujur tubuh akan menderita.

Meski terasa pahit dan berat sang khalifah merasa senang dan menyambut baik nasihat tersebut. Roda pemerintahan yang di jalankannya senantiasa diselaraskan dengan tuntunan agama. Sehingga wajar jika pada akhirnya nama beliau tercatat dengan tinta emas dalam sejarah kepemimpinan Islam dan bahkan di dalam sejarah peradaban kemanusian sebagai salah satu The best leaders, para pemimpin terbaik dunia yang adil dan bijaksana.

Ya Allah karuniakanlah taufik dan hidayah-Mu kepada kami dan seluruh pemimpin kami, lapangkanlah hati kami untuk menerima nasihat dan kebaikan-Mu, serta berilah kami kemampuan untuk mengamalkannya. Amin ya mujibas sa’iliin.
Selengkapnya...

Dicari, Kader yang Mewakafkan Diri

Oleh: Imam Sofyan Al-Ghazali

“Jika aku dapat membangkitkan rakyat dengan darahku, aku akan membiarkan darahku mengalir hingga kering. Jika dengan memberikan hidupku rakyat akan bangkit dengan senang aku menuju kematianku”
(anak-anak langit)

Perhelatan Dirasah II sudah dimulai. Pengurus Iksass se-nusantara berbondong-bondong untuk membentuk panitia kegiatan tersebut. Dengan berbekal pengalaman yang matang tiap-tiap pengurus Iksass nusantara tentu menginginkan kegiatan yang ideal dan administratif. Mereka menyadari bahwa bagus dan tidaknya seorang kader ditentukan dalam kegiatan yang berada di bawah naungan koordinator kaderisasi iksass tersebut ini.

Tentu mereka memimpikan seorang kader yang berkarakter, karakter sosial dan karakter intelektual dan organisatoris agar kelak di masyarakat nanti lulusan pelatihan Dirasah II siap tanding dan tangguh. Karakter sosial yang dimaksud di sini kader yang mewakafkan hidupnya untuk masyarakat atau teori Manusia Baru yang diperkenalkan seorang revolusioner Ernesto Che Guevara “Bagaimana manusia bekerja bukan untuk dirinya dan memikirkan uang, tetapi untuk kepentingan orang banyak”.

Dirasah II adalah kegiatan yang dikemas dalam bentuk pelatihan dengan materi yang berbeda diantaranya analisa wacana, analisa sosial, negosiasi, kepemimpinan dll memang untuk materi yang ada ini terlalu membumbung tinggi disebabkan kader Iksass saat ini mayoritas SLTP dan SMA tetapi itu semua hanya dalam rangka berta’aruf.

Hemat penulis mewujudkan seorang kader yang berkarakter sosial, intelektual dan organisatoris masih dirasa sulit tetapi bukan berarti hal yang mustahil ada beberapa komponen yang mesti dijadikan pedoman pada tiap-tiap pengurus Iksass se-nusantara.

Pertama adanya tindak lanjut dari kegiatan Dirasah II. Sungguh sebuah usaha yang sia-sia jika pelatihan yang kita canangkan dengan matang hilang dalam sekejap tak berbekas. Untuk menutup kemungkinan hal yang demikian perlu adanya sebuah tidak lanjut pasca pelatihan tersebut dengan membentuk Koordinator Rencana Tindak Lanjut (RTL) Dirasah II dengan memilih peserta terbaiknya.

Kedua Segmentasi garapan target group. Diakui atau tidak dari sekian banyak peserta dirasah II tidak semua pikiran dan potensi yang dimilikinya sama. Tentu ada yang berpotensi menjadi sastrawan politisasi dan muballigh. Disinilah peran aktif seorang Koordinator Rencana Tindak Lanjut Dirasah II untuk membuat semacam perkumpulan-perkumpulan. Penulis ambil contoh di tubuh ke-Pengurusan Rayon Iksass Bali selain memiliki sanggar seni, Iksass Bali juga membentuk ikatan muballigh Bali yang disingkat “IMBI”. Jadi kader yang di anggap sudah mumpuni dalam bidangnya tersebut akan di delegasikan kepada Iksass pusat semacam Sanggar Seni Cermin dan Adiss (Aliansi Da’i Salafiyah-Syafi’iyah ) sistem kaderisasi inilah dengan penulis dinamakan Pengkaderan Akomodatif.

Ketiga intensif. Dengan ini intensitas pengurus Iksass dan koordinator Rencana Tindak Lanjut (RTL) menjadi penunjang atas terlahirnya seorang kader yang berkarakter social. Bagaimana pengurus iksass akan selalu all out untuk me-monitoring kadernya. Dengan demikian tugas utama iksass sebagai organisasi kader adalah mencetak kader yang berkualitas. Karena menurut penulis kader berkualitas bisa melakukan apa saja dan dimana saja. Sehingga bila proses pencetakan kader ini dilakukan konstribusi iksass sungguh luar biasa, sudah seyogyananya iksass memikirkan kualitas tetapi kuantitas karena iksass bukanlah organisasi massa yang dituntut untuk mencari anggota sebanyak banyaknya tanpa pola kaderisasi yang jelas. Maka dalam hal ini Iksass harus tegas menentukan pilihan untuk menisbatkan dirinya sebagai organisasi kader.

Akhir kalam Hasta La Victoria Siempre (Berjuang Menuju Kemenangan Slamanya).


(penulis adalah Dewan Pakar Rayon Iksass Bali)
Selengkapnya...

Pondok Sukorejo Gelar Isro’ Mi’roj

Sabtu besok, tgl 27 Rajab 1431 H atau 10 Juli 2010, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo menggelar peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Peringatan Isro’ Mi’roj kali ini, mendatangkan penceramah dari Banyuwangi, Habib Mahdi Hasan.

Habib Mahdi Hasan akan menerangkan hikmah Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Di samping Habib Mahdi, 10 ketua kamar akan membacakan narasi kisah Isro’ Mi’roj. Mereka membaca narasi kisah Isro’ Mi’roj yang diambil dari beberapa kitab kuning. Sedang yang akan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an adalah Bagus Arfiansah. Bagus Arfiansah ini merupakan juara II dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Propinsi Jawa Timur yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur beberapa waktu yang lalu.

Acara maulid yang diselenggarakan setelah shalat dhuhur ini, akan ditutup dengan pembacaan doa oleh Pengasuh Pondok Pesantren Sukorejo, KHR. Ach. Fawaid As’ad.(Syamsul A. Hasan)
Selengkapnya...

Mahasiswa Ramaikan Pemilihan Presiden

Pada Hari Minggu kemarin, seluruh mahasiswa Ibrahimy, baik Fakultas maupun Akademik menghadiri pemilihan Presiden BEM Ibrahimy. Tentu momen pemilihan kali ini sangat beda dengan pemilihan tahun-tahun lalu. Sebab, pada pemilihan Presiden tahun lalu tidak melibatkan seluruh mahasiswa seperti saat ini.

Terkait dengan hal tersebut, Arif Rahman, Panita Kongres X mengungkapkan, hal tersebut mengacu pada Undang-Undang Keluarga Besar Mahasiswa Ibrahimy (UUKBMI) pasal 20 ayat 1. Dalam UUKBMI tersebut disebutkan, seluruh Keluarga Besar Mahasiswa Ibrahimy mempunyai hak dipilih dan hak memilih. Menurutnya, keanggotaan Keluarga Besar Mahasiswa Ibrahimy adalah seluruh mahasiswa Ibrahimy baik Fakultas Maupun Akademi.

Sementara itu, dalam pemilihan Presiden yang bertempat di Lapangan Kampus Putra tersebut ada tiga pasang calon yang bertarung, Izet Amrullah delegasi dari Fakultas Syari’ah, Suaidi delegasi dari Fakultas Tarbiyah dan Ahmad Agus Surya Winata Delegasi Fakultas Dakwah. Dari tiga pasangan calon tersebut, Suaidi mampu menggalahkan kedua pesaingnya dengan perolehan 125 suara. Izet Amrullah mendapatkan 119 suara dan Ahmad Agus Surya Winata hanya mampu mengumpulkan 19 suara.(Habibul Adnan)
Selengkapnya...

ESA Farrewell Party

Pisah kenang yang sering dilakukan berbagai lembaga ataupun sekolah di luar Pesantren juga dilakukan Pengurus ESA (English Student Assosiation) selama dua hari mulai Hari Jum’at hingga Hari Sabtu kemarin. Acara yang bertema Farrewell Party itu dirangkai dengan acara penampilan berbagai kesenian, seperti puisi, drama dan bernasyid dengan menggunakan Bahasa Inggris.

Selain hal itu, acara tersebut juga dirangkai dengan pemberian sertifikat yang bertanda tangan Pengasuh Pesantren, KHR. Achmad Fawaid As’ad. Seperti yang dikatakan Ketua ESA, Saiful Islam, kegiatan silaturrahmi itu tujuannya untuk meminta bimbingan dan motivasi dalam mengamalkan Ilmu Bahasa Inggris yang telah dipelajari selama ini.

Kegiatan yang ditempatkan di pelataran ruang kursus London Class itu diikuti dua ratus anggota lama dan kurang lebih seratus member baru serta beberapa staff ESA. Ketua ESA, Saiful Islam, dalam sambutannya menghimbau, agar anggota ESA yang telah dinyatakan lulus untuk terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam Berbahasa Inggris. Dalam kesempatan itu, Mahasiswa AMIKI itu juga mengatakan, bahwa Bahasa Inggris bukan pelajaran tapi kebiasaan (Sudarsono Alhas
Selengkapnya...

Bondowoso Revisi Jadwal, Sumenep Evaluasi Diri

Bulan Ramadlan yang tinggal beberapa minggu saja, para santri aktifis sudah mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi Bulan Ramadlan. Demikian juga, tidak ketinggalan santri aktifis asal Kota Tape, Bondowoso. Pada Malam Jum’at kemarin, mereka berkumpul di Pelataran Gedung Kantor Kesehatan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah membicarakan persiapan Safari Ramadlan yang akan datang. Pada kesempatan itu yang menjadi topik pembahasan adalah jadwal kegiatan Safari Ramadlan.

Sementara di tempat terpisah, Pengurus Rayon Iksass Sumenep menggelar rapat persiapan penerbitan Buletin Sumekar. Pada Malam Senin kemarin, Pemimpin Redaksi Buletin Sumekar, Ach. Fauzi, mengatakan, pertemuan yang di tempatkan di depan kampus IAI Ibrahimy itu, membahas penerbitan Buletin Sumekar yang direncanakan terbit kembali mulai Minggu depan.

Dalam kesempatan itu juga dijadikan ajang perkenalan antara santri lama dan santri baru. Ketua Rayon Iksass Sumenep, Abd. Wahid mengharap, agar Buletin Sumekar terbit lebih konsisten lagi. Demikian juga, bagaimana Buletin itu menjadi tempat penyaluran minat dan bakat seluruh warga Rayon Iksass Sumenep, terutama dalam bidang tulis-menulis.

Dalam kesempatan itu, Wahid juga meminta agar Pengurus Rayon Iksass Sumenep dapat mendampingi santri baru. Bagaimana mereka jangan sampai salah pergaulan, sehingga tidak merubah niat awal untuk mondok yaitu untuk talabul ilmi, mencari ilmu untuk ridho Allah. (Sudarsono Alhas)
Selengkapnya...

Jawa Barat Helat Dirosah II

Untuk mempersiapkan regenerasi dalam tubuh organisasi Iksass, Rayon Iksass Jawa Barat menggelar Dirosah II selama tiga hari. Kegiatan wajib Pengurus rayon itu digelar sejak Hari Sabtu sampai dengan Hari Senin kemarin. Menurut Ketua Panitia kegiatan, Abd. Rahman, dalam dirosah II tersebut, ada empat materi yang diberikan kepada sekitar empat puluh warga Rayon Iksass Jawa Barat. Salah satunya adalah Ke-Organisasian dan Kepeminpinan yang disampaikan Mantan Ketua Umum Pusat Iksass, Asmawi Afa.

Materi Administrasi disampaikan oleh Abd. Rosyid serta materi Lobby dan Negosiasi disampaikan oleh Imam Muhtar. Dalam kesempatan itu, masing-masing nara sumber diberi waktu dua jam untuk menyampaikan materi, kemudian dilanjutkan dialog dengan peserta Dirosah II. Kegiatan yang di tempatkan di Aula Mini Pusat Iksass itu terbilang sukses. Itu semua bisa dibuktikan dengan antusiasme peserta dalam mengikuti rangkaian kegiatan dirosah, mereka sangat semangat dalam menyampaikan pertanyaan seputar materi yang disampaikan para nara sumber.

Ketua Rayon Iksass Jawa Barat, Ade Herman Gunawan, dalam sambutannya, pada penutupan Dirosah mengatakan, dirinya cukup puas dengan dukungan berbagai pihak yang telah mendukung terlaksananya Dirosah II, terlebih peserta yang sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan dirosah, Ia juga mengharap, agar para peserta mengamalkan ilmu yang telah didapat sebaik mungkin, tujuannya agar bisa berguna bagi dirinya, lebih-lebih masyarakat secara umum. Sekedar informasi, pada acara penutupan juga menggelar Pelantikan Pengurus Rayon Iksass Jawa Barat di kalangan intern Organisasi. (Sudarsono Alhas)
Selengkapnya...

AMIKI Briefing Mahasiswa

Mulai Hari Senin kemarin, pelaksanaan Ujian Akhir Semester bagi mahasiswa IAII dimulai. Untuk Hari Senin, ujian tersebut dikhususkan untuk Lembaga Bahasa yang meliputi Mata Kuliah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk semua Fakultas pelaksanaan ujiannya dimulai pada tanggal 6 Juli sampai dengan tanggal 13 Juli mendatang.

Sementara itu dalam rangka menghadapi Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk mahasiswa semester IV, AMIK Ibrahimy mulai Senin kemaerin memberikan pembekalan kepada para peserta PKL. Materi yang diberikan kepada para peserta salah satunya adalah, materi kepesantrenan dan etika perkantoran, kecakapan personal, Apsi programing, Apsi multimedia, dan Microsoft Windows serta Exel. Yang memberikan materi pada pembekalan itu salah satunya adalah, Ach. Fadlail, SH., Sekretaris Pesantren, Drs. Mahmudi Badjuri, Ketua dewan pendidikan Kabupaten Situbondo serta Direktur AMIK Ibrahimy.

Sedangkan mulai Hari Senin Mendatang, panitia perlombaan Musabaqoh Tilawatil Quran dalam rangka menyambut ulang tahun pesantren dan imtihan akan memulai perlombaan MTQ. Salah satu perlombaan tersebut adalah Murattal Anak-anak, MTQ tingkta anak-anak sampai tingkat dewasa serta hafalan haddad dan surah yasin. (Aaz/C12)
Selengkapnya...

Hubungan Kiai-Santri

”Santri saya yang berada di mana saja, kalau ingat saya, saya pun pasti ingat”

Demikianlah pesan KHR. As’ad Syamsul Arifin kepada para santri. Pesan tersebut menunjukkan betapa eratnya hubungan antara kiai dan santrinya.
Hubungan kiai-santri ini pernah digambarkan dengan begitu apiknya dalam sebuah kisah sufistik. Konon ada seorang wali di Mesir yang sering berdzikir dan membaca bismillah. Dialah Syekh Quthbuddin al-Hanafi. Pada suatu hari, sang Syekh berjalan di atas air yang diikuti murid-muridnya. Sebelum berjalan, sang guru berpesan kepada muridnya, “Kalian jangan mengucapkan bismillah tapi ucapkanlah bismis-syaikh Qutbuddin!”.
Sang murid pun menuruti nasihat sang guru dan mereka bisa berjalan di atas air. Tapi di tengah perjalanan, timbullah tanda tanya dalam benak si murid; “Mengapa tidak kuucapkan bismillah saja?” Lalu sang murid mengucapkan bismillah. Tiba-tiba mereka pun tenggelam dan teriak minta tolong. Mendengar muridnya menjerit memohon pertolongan sang Syeikh pun menoleh dan menanyakan, “Apa yang telah kaulakukan?”
“Saya telah membaca bismillah, guru!”
“Bukankah telah kukatakan, jangan kauucapkan itu! Engkau belum mengenal hakikat Allah, kalian baru mengenalku. Sedangkan diriku sudah mengenal Allah. Karena itu aku bisa berjalan di atas air dengan bismillah!” (sah)
Selengkapnya...

Mengutamakan Kepentingan Umat

“Teruskan perjuangan saya! Sebarkan tauhid, kenalkan aqidah ahlussunnah wal jamaah ke masyarakat, dan utamakan kepentingan umat!”

Begitulah dawuh KHR. As’ad Syamsul Arifin. Kiai As’ad dalam beberapa kesempatan, selalu mengingatkan, agar para santrinya memikirkan perkembangan masyarakat sekitarnya. Kiai As’ad bahkan mengecam kiai yang tidak memikirkan umatnya; yang hanya mengurusi zakat fitrah dan tukang doa saja. Begitu pula, kepada para santri yang mau pulang bermasyarakat, Kiai selalu wanti-wanti agar ikut mengurusi; pendidikan Islam, dakwah melalui NU, dan ikut memperbaiki perekonomian umat.
Masalah mementingkan kepentingan umat ini, tidak boleh diremehkan oleh para juru dakwah. Kalau para dai memikirkan dan membantu orang lain, sebagai konsekuensi logisnya, pesan-pesan dakwahnya akan didengar dan diperhatikan umat. Setelah itu, seorang dai bisa menyampaikan mauidlah dan membuka dialog (mujadalah), sehingga terjadi komunikasi dua arah. Dari sinilah, akan terjadi overlaping of interest, himpitan kepentingan, sebagai kunci sukses suatu komunikasi dakwah.
Dalam istilah komunikasi, efek ini disebut need cognition, intuisi kebutuhan. Intuisi ini akan muncul sebagai variabel yang memadai dan mempengaruhi besarnya perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi. (sah)
Selengkapnya...

Berjuang dan Mengabdi

“Oreng se berjuang setak ketemoah oreng. Mon-atemo oreng, degik ealem beremmah? Pas tero kealem, tero ka pesse, tero pangkat (Orang berjuang itu sekiranya tidak ketemu orang. Kalau dijumpai orang, nanti dipuji orang bagaimana? Lalu ingin disanjung, ingin uang, dan ingin pangkat, red),” pesannya kepada beberapa anggota Pelopor.
Kiai As’ad memang termasuk tokoh yang berjuang dan mengabdi secara tulus. Beliau termasuk orang yang menyimpan rapat-rapat apa yang beliau perjuangkan. Karena itu, beliau dikenal sebagai “tokoh di balik layar”.
Karena itu, beliau selama masih hidup, melarang menulis sejarah kehidupannya, kecuali kalau beliau sudah wafat. Konon, setelah Muktamar ke-27 NU, H. Mahbub Junaidi (kolomnis beken) dan Chalid Mawardi pernah meminta ijin menulis biografi Kiai As’ad. Namun Kiai As’ad menolaknya.
Dalam beberapa penuturannya, Kiai As’ad mengatakan segala sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan kemampuannya tersebut dalam rangka niat beribadah dan mencari keridlaan Allah. Karena itu, Kiai As’ad tidak pernah merasa sibuk dengan pekerjaannya. Kiai As’ad juga tidak pernah merasa tidak digubris pendapatnya --bila ditentang orang lain atau tidak pernah merasa mendapat dukungan --bila pendapatnya didukung orang lain. “Keduanya tidak ada pengaruhnya pada saya dalam berjuang. Apa yang saya jalankan, semuanya merupakan pengabdian dan tanggung jawab saya kepada Allah SWT,” ujarnya kepada wartawan majalah Matra, beberapa hari sebelum meninggal dunia. (sah)
Selengkapnya...

Khittah Pesantren

”Kalau di NU ada khittah, pesantren pun harus menggagas khittahnya. Jika khittah NU berarti kembali ke era Kiai Hasyim Asy'ari; khittah pesantren berarti harus berorientasi ke zaman Sunan Ampel. Pesantren harus kembali berwawasan salafi”

Begitulah dawuh Kiai As’ad sebagaimana dalam buku ”Percik-percik Pemikiran Kiai Salaf”. Semboyan khittah pesantren ini amat menarik. Sebab sekarang, Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj mempunyai motto NU akan kembali ke pesantren.
Kiai As'ad mengharapkan, agar para pengasuh pesantren, mengembalikan pesantren ke khittahnya! Mengembalikan pesantren ke zaman Sunan Ampel! Sunan Ampel terbukti mampu mencetak kader negarawan, seniman, fuqaha, waliyullah, dan kader pemimpin lainnya.
Makna khittah pesantren yang diajarkan Kanjeng Sunan Ampel adalah mondok dengan baik, orientasi keakhiratan bukan kepangkatan atau pekerjaan! Sehingga para santri belajar dengan serius dan bersikap tulus. Yang diutamakan kualitas keilmuan bukan kuantitas gelar. (syamsul a hasan)
Selengkapnya...

Kebersihan

”Karena kebersihan tersebut merupakan 'pohon' kesehatan. Kesehatan tercipta, karena adanya kebersihan. Kalau sehat tergolong fardlu ain --kewajiban individual-- maka menjaga kesehatan badan pun termasuk fardlu ain pula. Dengan demikian, kebersihan pun tergolong wajib pula hukumnya. Karena itu, bagi saya, kebersihan tersebut merupakan fardlu ain. Namun bagi orang lain, kebersihan cukup sebagai fardlu kifayah, kewajiban kelompok!”

Demikianlah dawuh Kiai As’ad sebagaimana dalam buku ”Percik-Percik Pemikiran Kiai Salaf. Menurut Kiai As’ad, tugas pertama orang mencari ilmu adalah menjaga kesehatan. Beliau --sebagai pengasuh pesantren-- berusaha sekuat tenaga mendirikan Puskesmas. Sebab menurut Kiai As’ad, mendirikan Puskesmas tersebut merupakan kewajiban. Andaikan di suatu pesantren tidak terdapat Puskesmas, sudah selayaknyalah kiai dan para santrinya berdosa semua.
Begitu pula, andaikan di suatu daerah --Situbondo, misalnya-- tidak terdapat sebuah Puskesmas pun, maka mulai dari pejabat dan rakyat berdosa semua. Karena dalam pandangan Kiai As’ad, termasuk tugas utama pemerintah adalah menjaga kesehatan rakyatnya. Sebab kalau rakyat tidak sehat, mereka tidak dapat bekerja giat. Kalau rakyat sakit pemerintah pun rugi. Karena itu, kalau kita lihat beberapa kitab fiqh, menurut Kiai As’ad, kesehatan termasuk kewajiban. (sah)
Selengkapnya...

Nyi Khoiriyah, Figur Pendidik Berkharisma



Kiprah Ny. Hj. Ummi Khoiriyah, M.Ag di dunia pendidikan bukanlah hal yang diragukan lagi. Sosok perempuan kelahiran Bondowoso 17 Agustus 1954 ini, menjadikan seorang figur yang sangat berkharisma dan banyak mendapat simpatik dari seluruh santri dan masyarakat. Pribadinya yang arif serta keramahtamahannya dalam menghadapi siapa saja menjadi sosok yang di idolakan santri. Beliau tak pernah memandang apalagi membeda-bedakan dengan siapa ia bicara.

Nyi Khoiriyah, sapaan yang kerap akrab bagi santri itu mempunyai banyak sekali hobi. Di antara hobinya ialah membaca. Beliau sangat gemar membaca. Bahkan di waktu yang cukup padat tersebut, beliau masih menyempatkan membaca yang sering beliau habiskan di ruang perpustakaan pribadinya.

Mengingat betapa pentingnya pendidikan moral, Nyi Khoiriyah merasa terpanggil dalam meningkatkan pendidikan moral bagi para penuntut ilmu di Sukorejo. Apalagi salah satu fungsi pesantren sendiri merupakan salah satu lembaga yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai moral sekaligus menjadi pelopor dan inspirator pembangkit generasi moral bangsa. Dosen tetap Fakultas Tarbiyah tersebut beranggapan kalau pun ada krisis moral yang terjadi di kalangan santri yang sudah jauh menyeleweng dari kode etik dan kodratnya dia sebagai santri, merupakan ketidaktahuan mereka tentang kepesantrenan. Menurut putri pertama dari pasangan Alm. K.H Ach. Choiruddin dan Hj. Azizah Safinah, santri belum bisa beradaptasi dengan kondisi dan situasi serta lingkungan pergaulan di pesantren yang bisa mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku santri tersebut.

Keistiqomahan beliau yang tak pernah lepas dari belajar-mengajar inilah yang patut diteladani bagi kita semua. Besarnya arti ikhlas dan kesabarannya serta perilaku yang diterapkan dalam kehidupan beliau, juga tak lepas dari ajaran dan bimbingan Kiai As'ad Syamsul Arifin.

Kini perempuan yang aktif sebagai penasehat PC Muslimat Situbondo tersebut menegaskan, beliau tidak merasa terbebani sekali terhadap amanah yang diberi Almarhum Kiai As'ad. Karena ini merupakan suatu kehormatan bisa menjadi orang yang dipercaya dan merasa bertanggung jawab pula, untuk menjalankan suatu amanat tersebut. Meski harus bolak-balik Sukorejo –Surabaya untuk merampungkan program doktornya beliau masih selalu mengisi Imam Sholat di MQ. Prinsip beliau, "Tanpa harus jama'ah kita harus sholat" karena berjama'ah banyak sekali hikmah yang didapat yakni kebersamaan dan orang yang ahli jama'ah pasti akan disiplin.

Kita pun harus mengacungkan jempol, di era globalissasi sekarang ini, pesantren masih mempertahankan karakteristiknya sebagai pesantren Salafiyah-Syafi'iyah dan pengajaran yang bersifat klasik serta perkembangan yang makin melesat tanpa harus menghilangkan tradisi ulama Salaf terdahulu. Pesan beliau bagi para penuntut ilmu agar terus belajar. Tiada hari tanpa belajar dan ikutilah semua peraturan pesantren apapun resikonya karena hal itu akan balik kepada diri sendiri. (Irine Sofyanti)
Selengkapnya...

Kongres Mahasiswa dimulai

Setelah mengalami beberapa kendala terkait dengan pelaksanaan kongres, pada Malam Kamis kemarin BEM Ibrahimy memulai kegiatan tahunan tersebut. Dalam acara pembukaan yang bertempat di Kampus Putra lantai II itu dihadiri oleh Rektor IAI Ibrahimy, Drs. HM. Mansour Idris, MM. Selain Rektor, hadir juga para Kasubag Kemahasiswaan dari masing-masing Fakultas dan Akademi. Pembukaan tersebut juga dibersamakan dengan pembukaan Kongres BEMI ke 10, BEM Fakultas yang ke-8 dan BEM Akademi yang ke-VI.

Sesuai dengan agenda kegiatan kongres, Pembukaan dilanjutkan dengan dengan sidang Tata Tertib (Tatib). Untuk Hari Kamis, dilanjutkan dengan Sidang LPJ, Sidang Komisi dan Sidang Pleno. Sedangkan pada Hari Jum’at sampai Hari Sabtu dikhususkan untuk Kongres ditingkat Fakultas dan Akademi. Kemudian pemilu Raya atau pemilihan Presiden dan Wakil Presiden diagendakan pada Hari Minggu(Aaz)
Selengkapnya...

Ki Ageng Ganjur Bakal Hibur Santri




Grup musik akulturatif, Ki Ageng Ganjur dari Jakarta tidak lama lagi akan menghibur para santri Sukorejo. Itu disampaikan oleh sang leader Al Zastrouw Ngatawi saat bersilaturrahim ke Sukorejo, Rabu kemarin.
Seniman yang juga Ketua Umum Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) milik NU itu mengaku memilih Pesantren Sukorejo sebagai satu-satunya pesantren di wilayah Karesidenan Besuki untuk program pengajian budaya dan konser religi, disamping 7 pesantren lainnya di seluruh wilayah Jawa Timur.
”Kita ingin mengenalkan dunia seni sebagai sarana alternatif bagi pengembangan dakwah kepada para santri. Sebab sekarang fenomenanya para generasi muda dan hampir semua orang sangat menyukai seni. Kalau pintu ini tidak kita masuki, eman, karena justeru akan dimasuki dan dimanfaatkan orang lain diluar NU,” papar mantan sekretaris pribadi Gus Dur yang suka berblankon itu.
Renacananya pengajian budaya dan konser religi tersebut akan dimeriahkan oleh artis-artis Ibu Kota seperti Evi Tamala, Ratna Listy dan Widi Hello. Bahkan Iwan Fals juga akan ditampilkan pada penampilan kedua menjelang satu abad Pesantren Sukorejo. Kegiatan yang akan digelar tanggal 26 hingga 27 Juli tersebut akan diawali dengan pelatihan penulisan kratif santri mulai menulis puisi, cerpen, novel, sampai karya tulis ilmiah. Kemudian dilanjutkan pentas seni yang akan menampilkan kreasi seni para santri baik seni baca maupun seni musik, dialog budaya dan dipuncaki dengan pengajian budaya dan konser religi, di halaman kampus dengan tatanan panggung, lighting dan sound system berdaya 200 ribu watt.
Tidak hanya itu, pihak Ki Ageng Ganjur dengan mengajak PT Djarum juga akan menggelontorkan beasiswa bagi santri sebesar 1,5 juta setiap bulannya selama satu tahun. Nah, anda yang punya bakat menulis dan berkesenian jangan sia-siakan kesempatan emas ini.(nsn)
Selengkapnya...

Brosur Santri Baru

Jumlah Pengunjung

Website counter
 

Tamu Pesantren

Mubes Iksass VIII di Jember

Tamu Pesantren

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah